Trotoar Rapi, Pedagang Balik Lagi

Senin 18-12-2017,15:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON – Perbaikan trotoar Jl Cipto Mangunkusumo, gagal dimanfaatkan untuk penataan pedagang kaki lima (PKL). Fasilitas pejalan kaki di kawasan bisnis itu, kembali ditempati pedagang. Khususnya di depan SMAN 2 Kota Cirebon. Para pedagang yang ditemui Radar Cirebon beralasan, kawasan Cipto sejak dulunya memang ramai dipakai PKL. Mereka juga sudah berjualan puluhan tahun di kawasan itu. Kondisi itu memang kontras dengan kondisi selama renovasi berlangsung. Ketika itu, hanya satu yang berjualan di lahan kosong di samping Hotel Citra Dream. Salah seorang pejalan kaki, Erlinda (18) mengatakan, secara umum trotoar di depan SMAN 2 Cirebon kondisinya lebih baik dari proyek sebelumnya. Trotoarnya lebih nyaman dilewati dan permukaannya rata. Namun ia juga menyayangkan kehadiran pedagang kaki lima yang memadati lingkungan trotoar. “Sebenarnya trotoar sudah rapi dan nyaman. Sayang, masih banyak pedagang yang jualan disini jadi ganggu pejalan kaki.” ungkap Erlinda dengan kesal. Selain kawasan Jalan Cipto MK, sejumlah trotoar jalan lainnya pun terlihat masih ”nyaman” ditempati sejumlah pedagang. Sebut saja di kawasan Jalan Kesambi dekat perlintasan kereta api. Banyak lapak-lapak bambu beratap terpal yang membuat warga susah lewat. Meski bukan lapak semi permanen, kondisi tersebut cukup membuat pejalan kaki tak dapat lewat akibat ruang jalan termakan habis. Warga setempat, Siti (50) mengharapkan pemerintah menaruh perhatian terhadap persoalan seperti ini. Sebagai kota berkembang, sudah seharusnya fasilitas umum dan sosial terus dibenahi dan dikembalikan sesuai fungsinya. “Kalau nggak ada kereta lewat, ya masih bisa jalan. Kalau ada kereta lewat, susah. Jalanan penuh sama kendaraan,” kata Siti. Hal senada juga diakui, Wiwid Widia (23). Warga Jl Kesambi Raya itu mengungkapkan, di beberapa ruas jalan trotoar nyaris 24 jam tak bisa dilewati. Siang hari ditempati PKL gerobak dan parkir motor, sementara di malam hari dipakai pedagang yang membuka tenda. \"Dari mulai depan lapas ramai yang jual seafood, pecel lele. Itu di pinggir jalan di atas trotoar,\" jelasnya. Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Andi Armawan mengaku akan melakukan langkah persuasif atas beragam pelanggaran itu. Dia tetap memprioritaskan PKL untuk mendapat penempatan dan pembinaan bersama dengan Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (DPKUKM). Khususnya untuk Jl Cipto Mk, memang pemerintah berencana melakukan relokasi pedagang ke shelter di samping Markas Cafe. “Bersama SKPD Satpol PP akan bersinergi bagaimana membina pedagang agar saat ditertibkan, PKL tidak merasa ditertiban begitu saja,” katanya. Sebelumnya, Kepala Bidang UKM DPKUKM, Saefudin Jufri menyebutkan, pendataan untuk PKL Jl Cipto MK sudah dilakukan. Ada sedikitnya 70 pedagang yang akan dipindah ke dalam shelter. Beberapa PKL juga sudah membongkar lapaknya secara mandiri setelah diberi sosialisasi. Shelter PKL Jl Cipto MK ini dijadwalkan rampung akhir tahun ini dan bisa segera ditempati pedagang. Jufri mengungkapkan, ada beberapa tahapan sebelum relokasi. Selain sosialisasi, pedagang juga akan diberi semacam pelatihan dan movitasi. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait