Cegah Urbanisasi, Warga Desak Bupati Baru Buka Zona Industri

Minggu 14-01-2018,18:45 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN - Masyarakat Kabupaten Kuningan, terutama yang berusia produktif, mengharapkan bupati terpilih nanti mampu menyediakan lapangan pekerjaan. Sehingga, tidak perlu lagi merantau hingga luar pulau. Selama ini, warga Kota Kuda sebagian besar memilih hengkang ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan. Umumnya mereka berdagang. Tak heran jika nyaris di setiap desa, tinggal penduduk wanita dan anak-anak usia sekolah. Tingkat urbanisasi juga terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Selain lapangan pekerjaan, bupati terpilih nanti juga diharapkan mampu memperbaiki sarana infrastruktur serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Rosadi, warga Kecamatan Cidahu. Menurut dia, potensi lapangan pekerjaan yang minim di daerah asalnya, menyebabkan banyak warga terpaksa mengadu nasib di daerah lain. “Jumlah warga dari Kecamatan Cidahu yang merantau selalu bertambah setiap tahun. Ada yang bekerja di perusahaan, pabrik, kantor, maupun sektor informal seperti berdagang. Sebab, jika tetap berada di desa, warga kesulitan mendapatkan penghasilan karena ketiadaan lapangan kerja. Akhirnya, mereka memilih merantau meski dengan bekal pendidikan pas-pasan,” katanya. Warga lainnya, Joko, juga memiliki pendapat yang sama. Dalam benaknya, kehadiran industri yang mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah banyak SDM, setidaknya mengurangi beban pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Bukan hanya itu saja. Sektor ekonomi masyarakat juga bisa terangkat jika investor diberi kesempatan membangun industri di Kabupaten Kuningan. “Sekarang tinggal keberanian dari pemerintah saja bagaiamana membuat zona untuk industri. Yang dibutuhkan masyarakat adalah lapangan pekerjaan, sehingga mereka tidak harus pergi merantau jauh-jauh,” katanya. Pernyataan senada dilontarkan Didi, pemerhati sosial. Menurut dia, bupati terpilih nanti mau tidak mau harus memikirkan lapangan kerja bagi warganya. Misalnya, menyulap eks galian pasir yang sudah tidak digunakan menjadi sentra industri. Apalagi, di Kecamatan Cidahu banyak eks galian pasir yang sudah tidak berproduksi. “Saran saya, bupati yang akan datang punya keberanian menetapkan lokasi industri. Kecamatan Cidahu atau di Kecamatan Japara bisa dibilang cocok untuk kawasan industri. Akses jalan ke Cirebon dan Jawa Tengah juga cukup dekat. Tinggal bagaimana pemerintah mengambil kebijakan menyiapkan area industri, dan mendorong pemilik modal menanamkan investasinya,” harap dia. Untuk Kecamatan Japara, kata dia, bisa memanfaatkan lahan tadah hujan yang berada di jalan lingkar timur. Tepatnya di Desa Garatengah hingga Karangmangu, Kecamatan Kramatmulya. Di jalur itu, banyak lahan tadah hujan yang bisa dimanfaatkan menjadi zona industri. “Pemerintah harus terbuka dengan membuat zona industri, tapi bukan industri yang menghasilkan limbah cair atau berpotensi menimbulkan polusi udara. Banyak industri ramah lingkungan yang bisa berdiri di Kabupaten Kuningan. Jika saja ada lima pabrik yang berdiri. Dan satu pabrik bisa menampung seribu tenaga kerja, maka akan terserap 5 ribu tenaga kerja,” ungkapnya. Dampak lain dari keberadaan pabrik adalah akan meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Perputaran uang juga akan jauh lebih besar dengan hadirnya industri berskala menengah atau besar. “Kalau ada lima pabrik dengan jumlah pegawai hingga 5 ribu, tentu akan mendongkrak ekonomi masyarakat di sekitar pabrik itu sendiri. Seperti menjamurnya bisnis kontrakan, berdirinya warung-warung kecil, angkutan umum akan bergairah karena banyak penumpang. Pokoknya ekonomi akan jauh lebih bergairah. Dan yang menikmatinya adalah masyarakat Kuningan,” sebut Didi. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait