Anggota DPR Sayangkan Kebijakan Impor Beras

Minggu 14-01-2018,21:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA- Anggota DPR RI, Nurhasan Zaidi mengkritik kebijakan Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman yang menyatakan impor beras menjadi salah satu bukti Pemerintah Jokowi-JK mencintai rakyatnya. Keputusan impor ini diambil karena terjadi kelangkaan pasokan beras medium yang di konsumsi masyarakat menengah ke bawah. Pasokan beras lokal dianggap tidak cukup memenuhi kebutuhan pangan nasional. “Pemerintah tidak konsisten, sebab belum lama mereka menjamin tidak akan impor beras sampai April 2018,” kritik wakil rakyat dari Fraksi PKS asal Dapil Majalengka, Sumedang, Subang ini kepada Radar, kemarin. Ia menambahkan keputusan yang diambil oleh pemerintah ini justru mengiris dan menyayat hati rakyat. “Coba bayangkan petani sudah berdarah-darah bekerja siang malam dan hasilnya luar biasa produksi melimpah di mana-mana, tetapi pemerintah malah menabur garam di tengah luka,” ujarnya. Nurhasan menjabarkan produksi beras melimpah di daerah asal pemilihannya. Di Subang, panen terjadi hampir setiap hari di desa-desa, berlangsung sejak Desember dan diprediksi berlangsung hingga April. Di Majalengka terdapat 2.900 hektare padi yang siap panen di Januari ini, 2.600 hektare untuk bulan berikutnya, dan 3.300 hektare pada Maret. Sementara di Sumedang, petani di 6 kecamatan memanen 6,8 – 7,6 ton per hektare. Menariknya yang di panen adalah varietas lokal, seperti Joglo, Midun, dan Indra. Angka tersebut jauh di atas rata-rata produksi padi nasional yakni sebesar 4 – 5 ton per hektare. “Sudah sangat jelas faktanya bahwa stok beras aman secara lokal maupun nasional, keputusan pemerintah jelas merupakan bentuk khianat kepada rakyat, khususnya para petani,” tegasnya. Legislator dari PKS ini juga meminta pemerintah meninjau kembali Permendag No. 51/2017 dan Permentan No. 31/2017 yang menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk jenis beras medium dan premium. “Margin HET yang lebar antara jenis premium dan medium menyebabkan para pedagang cenderung beralih ke jenis premium, sehingga memicu kenaikan harga beras medium,” jelasnya. (ara)  

Tags :
Kategori :

Terkait