CIREBON – Fisik atlet jadi sorotan utama sejumlah cabang olahraga (cabor) di awal tahun 2018. Selain panahan dan taekwondo, atlet gulat Kota Cirebon pun tengah digeber dengan program latihan yang menguras tenaga. Kemarin (18/1), belasan pegulat berlatih di halaman Sport Hall Bima. Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kota Cirebon mempersiapkan 20 pegulat untuk Porda 2018. Sebagian besar pegulat menjalani pemusatan latihan di Cirebon. Beberapa berkuliah dan berlatih di Kota Bandung. Hanya Dewi Atiya, peraih emas PON XIX/2016, yang kini tengah menyelesaikan studinya di Semarang, Jawa Tengah. Sekretaris Umum PGSI Kota Cirebon, Atep Kosasih mengatakan, program latihan untuk tiga bulan pertama tahun ini memang lebih fokus pada peningkatan kemampuan fisik para pegulat. “Para pegulat harus mampu meningkatkan level kemampuan mereka sebelum Porda. Pada dasarnya diawali dengan peningkatan fisik mereka,” terangnya. Selain itu, PGSI sudah merencanakan sejumlah agenda try out. Yang pertama rencananya akan dilaksanakan pada Maret mendatang. Yang jadi destinasi tim gulat Kota Cirebon adalah Jakarta. Menurut Atep, ada dua alternatif lawan di Jakarta yakni tim gulat Pusat Pendidikan dan latihan Pelajar (PPLP) DKI Jakarta di Ragunan, Jakarta Selatan atau tim gulat Pelatda DKI Jakarta di Senayan. Sementara itu, untuk agenda try out kedua pada Juli dan Agustus, PGSI masih mempertimbangkan dua daerah sebagai tujuan. Yang pertama adalah Jawa Timur yang merupakan kiblat pembinaan gulat dengan spesialisasi gaya greco di Indonesia atau mengikuti kejuaraan Jakarta Open. “Pegulat gaya greco di Jawa Timur sangat bagus. Menjajal kemampuan mereka akan sangat baik untuk pengalaman pegulat kita yang juga potensial di gaya itu. Tapi kami belum putuskan, sebab di Jakarta kabarnya akan digelar kejuaraan terbuka,” kata Atep. Pada Porda Jabar XIII/2018 di Kabupaten Bogor, tekanan untuk PGSI memang cukup besar. Sebagai salah satu cabor unggulan, top organisasi cabang olahraga bela diri asal Yunani itu dituntut mendulang banyak medali. Beruntung mereka sudah punya modal yang cukup besar. Pada Babak Kualifikasi (BK) Porda, Desember 2017 lalu, tim gulat Kota Udang meraih empat emas. Medali emas diraih oleh Dewi Atiya (kelas 60 kg gaya bebas putri), Peri Budiawan (66 kg gaya greco putra), M Mahari (61 kg gaya bebas putra) dan Andi Sidiq (130 kg gaya greco putra). Capaian itu lebih baik satu strip dari Porda 2014, ketika itu, tim gulat menyumbangkan tiga emas untuk kontingen Kota Udang di Kabupaten Bekasi. Atep mengungkapkan, potensi emas di tahun ini memang lebih besar dari empat tahun lalu. Selain empat pegulat peraih emas BK Porda, masih ada tiga lainnya yang memungkinkan menapaki podium tertinggi. Mereka adalah Kuswandi Jaya (65 kg gaya bebas putra), Sani Abdurahman (52 kg gaya bebas putra) dan Muhammad Brilian (54 kg gaya Greco putra) yang potensial emas. “Kita punya empat pegulat yang paling potensial dapat emas. Tiga lainnya cukup mendekati, mereka sudah pengalaman di level provinsi dan punya kualitas. Di Porda tahun ini, saatnya bagi Jaya, Sani dan M Brilian untuk memberikan bukti,” pungkas Atep. (ttr)
Incar Tujuh Emas Porda, PGSI Genjot Fisik Para Pegulat
Jumat 19-01-2018,23:35 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :