Kekeringan Menyebar, Petani Minta Ada Pengawalan Suplai Air Irigasi

Sabtu 27-01-2018,16:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU–Petani di Kabupaten Indramayu yang area mengalami kekeringan, meminta ada pengawalan air irigasi. Hal itu untuk memastikan agar pasokan air irigasi bisa sampai ke daerah mereka yang terletak paling ujung dari layanan saluran irigasi. “Kami berharap ada pengawalan air irigasi. Jangan seperti kemarin, air sempat datang selama tiga hari, tapi tidak semua lahan kebagian. Hanya bisa mengairi lahan kurang dari 50 hektare,” kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur Waryono. Padahal, di area yang saat ini mengalami kekeringan sudah bertambah luas dan semakin parah. Dia menyebut, lahan yang kekeringan kini sudah sekitar 800 hektare, tersebar di empat desa. Yakni Desa Karangmulya, Desa Karanganyar, Desa Wirakanan dan Desa Wirapanjunan. Air di saluran irigasi di wilayah tersebut, baik yang bersumber dari Bendung Rentang maupun Sumur Watu Cipanas, sudah mengering sehingga tak bisa lagi disedot dengan menggunakan mesin pompa. Ditambah lagi, setiap hari cuaca sangat terik sehingga memperparah kondisi kekeringan. Waryono menilai, kondisi kekeringan di wilayahnya tidak akan terjadi jika air irigasi ditingkatkan volumenya. Setelah itu, dilakukan pengawalan sehingga air dipastikan benar-benar sampai ke wilayahnya. Waryono mengaku ada petugas pengairan, baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan dan desa yang bertanggung jawab dalam masalah air. Namun, menurutnya, tugas para petugas tersebut dibatasi oleh jam kerja sehingga di malam hari kerap tidak ada yang menjaga pintu air. “Kalau pintu air tidak dijaga, kalau malam suka ada yang iseng,” tutur Waryono. Untuk itulah, Waryono meminta agar ada pengawalan terhadap jalannya air. Dia berharap, ada koordinasi petugas yang terkait, baik di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Waryono mengaku, dalam penanaman padi, ada pengaturan pola tanam dan gilir air yang disebut kalender tanam. Menurutnya, kalender tanam telah disosialisasikan dalam rapat yang melibatkan dinas terkait dan kelompok tani. Kalender tanam itu pun telah disepakati oleh daerah-daerah yang pengairannya bersumber dari Bendung Rentang. Dalam kalender tanam itu, pengairan dan pola tanam dibagi untuk golongan irigasi I, II dan III. Untuk wilayah Kecamatan Kandanghaur yang masuk golongan irigasi III, kalender tanamnya ditentukan pada Desember 2017. Waryono menyatakan, musim tanam di wilayahnya sudah dilakukan sesuai kalender tanam, yakni pada Desember 2017 lalu. Sedangkan di sejumlah daerah yang masuk golongan irigasi I yang semestinya tanam pada November 2017, justru ada yang baru tanam pada Desember 2017. Waryono tidak mempermasalahkan keterlambatan tanam yang dilakukan sejumlah daerah yang masuk golongan irigasi I. Begitu pula dengan penyedotan air yang dilakukan para petani di daerah tersebut. Di sisi lain, Anggota DPRD Indramayu, Dalam SH KN mengatakan, nasib para petani di daerahnya kini semakin merana. Pasalnya, tanaman padi terancam mati kekeringan. Selain itu, tanaman padi yang masih hidup juga ditumbuhi banyak rumput liar, yang menjadi pertanda lahan tersebut kurang air. “Mestinya harus segera ada solusi agar petani tidak mengalami gagal tanam,” ujar anggota Komisi III ini. (oet)

Tags :
Kategori :

Terkait