Antonius Ingkar Janji, Calon TKI Ngamuk

Minggu 06-01-2013,08:11 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON - Ratusan calon TKI mengamuk dan menduduki kantor Indonesia Finance Labour di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Sabtu (5/1). Pasalnya, Direktur Utama Han Investment Indonesia Antonius Anton H mengingkari janjinya untuk mengembalikan uang para calon TKI. Pantauan Radar di lokasi, ratusan warga yang kesal mengacak-ngacak dokumen di beberapa lemari dan laci kantor. Mereka geram, karena setelah menunggu dari pagi hingga sore, Antonius tak kunjung datang. \"Saya kesal, karena tidak ada satupun pengurus kantor yang hadir di lokasi. Padahal sebelumnya, Antonius berjanji akan datang mengembalikan uang senilai Rp1,80 miliar kepada 360 calon TKI pada 5 Januari 2013. Tapi saya dengan kawan-kawan yang menjadi korban menunggu dari pagi hingga sore, tapi Antonius tak kunjung datang,\" ungkap Ikhwanudin (32) warga Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, dengan nada kesal. Masih menurut Ikhwan, ratusan warga yang datang ke kantor Indonesia Finance Labour, tidak lain hanya untuk mengambil uang pendaftaran Rp3 juta dan dokumen pribadi milik mereka. Merasa dibohongi dengan janji palsu, Ikhwan pun mencoba menghubungi nomor kontak Antonius. Namun, dalam percakapannya, Anton mengatakan, tidak dapat datang ke kantor, dan baru bisa bertemu pada tanggal 7 Januari 2013 di Hotel Andrian sekitar pukul 11.00 pagi. \"Antonius berjanji lagi untuk melakukan pertemuan di Hotel Andrian yang akan menghadirkan pihak PT dan para sponsor. Tapi saya masih ragu, jangan-jangan dia membohongi kita lagi,\" ucapnya. Ketidakpercayaan para korban yang semakin tinggi ini, disebabkan karena sebelumnya Maki (30), warga Gua Kidul Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, juga mengalami hal serupa. Dirinya mengaku, pernah janjian dengan Antonius di Bank BRI Weru sebelum kejadian ini mencuat, tepatnya tanggal 3 Januari 2013. \"Pertemuan itu pada intinya sama, meminta uang Rp3 juta agar dikembalikan. Soalnya, saya sudah mengundurkan diri jauh-jauh hari sebelumnya. Saya tunggu-tunggu dari pagi sampai jam 19.00 malam Antonius tak juga datang,\" kata Maki. Sementara itu, pemilik rumah yang menjadi tempat kontrak perusahaan Indonesia Finance Labour, Sutina (45) mengaku, mengontrakkan rumahnya kepada Antonius dengan harga yang sangat murah yakni Rp1,5 juta selama enam bulan, untuk dijadikan tempat tinggal sementara. Tapi selang beberapa waktu kemudian, rumah tersebut diubah menjadi kantor Indonesia Finance Labour. \"Uang sudah diterima untuk enam bulan biaya kontrak senilai Rp1,5 juta. Saya kira itu hanya dijadikan tempat tidur dan istirahat saja, tapi ini malah jadi masalah. Selain mengelabui saya, Antonius pun menawarkan anak saya agar daftar kerja di Taiwan dengan biaya Rp3 juta, dan akhirnya anak saya pun ikut daftar. Ternyata seperti ini,\" ujarnya. Pantauan Radar di lapangan, karena Antonius tak kunjung datang, sekitar pukul 17.00, massa membubarkan diri dengan wajah kecewa. Selain masih menunggu janji Antonius untuk bertemu Senin (7/1), sebagian korban menunggu tindakan selanjutnya dari pihak kepolisian. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait