Terkuak, Penyerang KH Hakam Mubarok Lamongan Asal Cirebon

Rabu 21-02-2018,14:30 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Siapa Nandang Triyana yang menyerang kiai di Lamongan, Jawa Timur, sudah terkuak. Dia adalah warga Lemahabang Kulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Data ini terkuak saat penyidik Polres Lamongan melakukan pemeriksaan dan Nandang selalu menyebut Lemahabang Kulon. Penyidik kemudian melacak nama desa yang disebutkan oleh Nandang. Karena terlacak sebagai salah satu desa di Kabupaten Cirebon, koordinasi pun dilakukan ke Polres Cirebon. “Kami menerima informasi dari teman-teman di Lamongan. Setelah dilacak, Nandang ini ternyata warga kita,” terang Kapolres Cirebon, AKBP Risto Samodra yang ditemui Radar saat silaturahmi ke Pengasuh Ponpes An-Nasuha KH Usamah Mansyur di Pabedilan, Kabupaten Cirebon, kemarin. Menurut kapolres, orang tua Nandang dibawa ke Jawa Timur. Kebetulan Nandang sudah dipindahkan ke RS Bhayangkara Polda Jatim. “Keluarganya kita antar ke Jatim. Hal ini penting agar cerita dari peristiwanya utuh. Apakah memang gangguan jiawa atau tidak. Kalau gangguan jiwa sudah mulai dari kapan, penyebabnya apa, dan lainnya. Tapi yang lebih berhak menyampaikan hal ini tentu penyidik dari sana, kita hanya membantu saja sifatnya,” jelas kapolres. Nandang sendiri sudah dipindahkan ke RS Bhayangkara Polda Jatim sejak Selasa (19/2). Sampai kemarin, pria 23 tahun itu enggan makan. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan pihaknya memang memerintahkan agar Nandang dipindahkan ke Surabaya. Nandang langsung ditempatkan di ruang khusus untuk diperiksa. Rencananya, Nandang dikarantina beberapa hari di sana. “Kami sediakan lima sampai enam psikiater untuk memeriksa yang bersangkutan (Nandang, red),” katanya. Barung menambahkan, saat ini masih belum bisa dipastikan apakah Nandang menderita penyakit jiwa. Namun, berdasar hasil analisis sementara, ada ciri-ciri yang mengarah ke sana. Salah satunya adalah sikap Nandang yang sulit diajak berkomunikasi. Dia tidak merespons saat diajak bicara. “Pandangan matanya pun tidak fokus ke lawan bicara,” ungkapnya. Saat ini dokter masih terus menggali dan mempelajari kondisi kejiwaan Nandang. Selain dari aspek psikis, pihaknya memberikan perhatian terhadap kondisi fisiknya. Sebab, semenjak dipindahkan, Nandang enggan makan. Padahal, petugas sudah memberikan jatah makan sama seperti pasien lainnya. “Makanan yang kami berikan hanya dibuat mainan,” lanjutnya. Agnes M. Haloho, salah seorang dokter yang menangani, menyebutkan bahwa saat dilakukan pemeriksaan, Nandang belum kooperatif. Jika ditanya, dia diam tidak mau menjawab. “Kadang ngomong sendiri. Nggak nyambung dengan pertanyaan pemeriksa,” ujar dokter spesialis kejiwaan tersebut. Jika memang keluarga sudah bisa dihubungi, lanjut Agnes, akan dilakukan pemeriksaan juga. (dri/JPG)

Tags :
Kategori :

Terkait