Pemkab Cirebon Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari

Sabtu 24-02-2018,12:02 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

PEMKAB Cirebon menetapkan status tanggap darurat terkait bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Cirebon selama 14 hari ke depan atau hingga awal Maret. Dalam kurun waktu tersebut, penanganan terpadu akan dititikberatkan pada proses pemulihan wilayah-wilayah terdampak. Status darurat bencana ditetapkan setelah 9 kecamatan diterjang banjir akibat meluapnya Sungai Cisanggarung dan Cijangkelok. “Status tanggap darurat 14. Kita segera bangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga dan pengungsi. Banyak pihak yang akan dilibatkan untuk penanganan tanggap darurat ini,” ujar Dandim 0620 Kabupaten Cirebon Letkol Inf Irwan Budiana saat ditemui Radar Cirebon di lokasi pengungsian di Balai Desa Cilengkrang, Kecamatan Pasaleman, Jumat (23/2). Irwan menyebutkan, personel gabungan yang diterjunkan di titik-titik banjir sekitar 250 personel. Terdiri dari unsur TNI, Polri, dan instansi terkait serta relawan. Meski banjir mulai surut dan sebagian warga memilih kembali ke rumah masing-masing, pihaknya tetap dalam kondisi siaga. “Sewaktu-waktu bisa melakukan evakuasi jika debit air kembali naik dan mengancam jiwa penduduk,” terang Irwan. Dia menjelaskan, komunikasi terus dilakukan dengan Pemkab Kuningan. “Karena banjir yang terjadi di Cirebon erat kaitannya dengan Kuningan. Jika di Kuningan hujan besar dalam waktu yang lama, maka kita akan segera evakuasi warga ke tempat aman,” tandasnya. Terpisah, Plt Bupati Cirebon Selly Andriyani Gantina mengatakan, saat ini jumlah pengungsi sesuai data yang masuk sekitar 6 ribu jiwa. Jumlah tersebut tidak terfokus di satu titik melainkan terbagi-bagi di sejumlah titik yang dirasa aman dan mudah dijangkau. “Sampai saat ini masih kita lakukan pendataan, untuk data yang sudah masuk ada sekitar 6 ribu pengungsi,” tutur Selly. Dari sejumlah wilayah yang terdampak banjir, Kecamatan Ciledug dan Pasaleman menjadi dua wilayah terparah. Karena Ciledug berada di titik pertemuan dua sungai besar yang kondisinya meluap. “Selain Kecamatan Ciledug, ada juga Kecamatan Pasaleman yang terdampak banjir. Ciledug dan Pasaleman, dua wilayah terdampak paling parah,” kata Selly. Saat ini, menurut Selly, di luar anggaran yang disiapkan pemkab, akan berusaha merangkul BUMN ataupun swasta untuk memberikan CSR-nya kepada para korban. “Kita juga sudah buka dapur umum, buka posko kesehatan. Sementara proses penyisiran dan mencari warga yang terisolasi terus dilakukan. Penanganan ini dipimpin komandan tanggap bencana yakni Pak Dandim,” bebernya. Selly sendiri belum bisa menyimpulkan total kerugian akibat banjir terebut. Dia beralasan saat ini tengah fokus untuk penyelamatan jiwa dan penanganan tanggap darurat. “Kita belum bisa hitung kerugian saat ini, masih kita inventarisir. Pemkab Cirebon serius menganani ini,” jelasnya. Selly sendiri sudah melakukan rapat bersama antisipasi bencana bersama BPBD Provinsi Jawa Barat dan Badan Koordinasi Antar Daerah (BKAD) tingkat Kota/Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Brebes. “Penanganan persoalan ini harus dari hilir ke hulu. Makanya beberapa daerah dilibatkan. Penanganannya harus menyeluruh. Saat ini juga hadir BBWS yang nanti akan mereview apa-apa saja yang dibutuhkan untuk penanganan yang diperlukan,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait