Takut Bencana, Siswa SDN 4 Cipakem Diliburkan

Minggu 25-02-2018,10:02 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Untuk sementara ini, gedung-gedung sekolah dasar (SD) di desa yang terkena bencana alam seperti banjir, longsor dan pergerakan tanah, masih cukup aman dan bisa dilaksanakan proses belajar mengajar. Namun ada sejumlah sekolah dasar yang sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan karena mengalami kerusakan lantaran diterpa musibah banjir dan longsor. Beberapa sekolah yang mengalami kerusakan tersebut yakni SDN Dukuhbadag, Kecamatan Cibingbin, SDN 2 Randusari, Kecamatan Cibeureum, dan SDN 4 Cipakem, Kecamatan Maleber. Pihak Disdikbud sendiri masih terus melakukan pendataan ke lapangan untuk memastikan jumlah pasti berapa gedung SD yang mengalami kerusakan. Kepada Disdikbud, Dr H Dian Rahmat Yanuar MSi melalui Kasi Sarana SD Rizal Arif Gunawan SE MSi menjelaskan, secara umum, gedung-gedung SD di desa yang terkena bencana alam tidak mengalami kerusakan yang parah. Pihaknya terus melakukan pendataan dengan berkoordinasi dengan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) Pendidikan. Jika ada sekolah yang mengalami kerusakan, pihaknya akan segera melakukan penanganan. “Sudah ada empat UPTD yang melaporkan kerusakan empat gedung SD di wilayahnya. Hingga hari ini, kami masih menunggu laporan dari UPTD Pendidikan lainnya. Hal ini tidak terlepas dari area benaca alam yang terjadi sebarannya cukup meluas, tidak hanya di satu tempat saja,” papar Rizal kepada Radar. Menurut Rizal, dari empat gedung SD yang dilaporkan, SDN 4 Cipakem terkena longsoran dari tebing yang berada tak jauh dari gedung sekolah tersebut. Kemudian dinding satu ruang belajar di SDN 2 Randusari ambrol setelah diterjang banjir. “Hanya empat sekolah yang UPTD Pendidikan sudah melapor ke Disdikbud. Yang lainnya belum ada laporan. Untuk SDN 4 Cipakem, bagian halaman sekolah terkena longsoran dari atas bukit. Memang tidak sampai menimpa bangunan sekolah, namun tetap membuat orang tua dan guru waswas. Apalagi letak sekolah berada tidak jauh dari bukit. Dan untuk keselamatan siswa karena curah hujan masih tinggi, hari Sabtu (24/2) siswa terpaksa diliburkan,” sebut dia. Kemudian SDN Dukuhbadag, kata dia, beberapa hari lalu tergenang akibat meluapnya Sungai Cijangkelok. Banjir tersebut meninggalkan lumpur yang cukup tebal di ruangan kelas. Dalam kejadian ini, gedung SDN Dukuhbadag tidak mengalami kerusakan serius, dan proses KBM sudah berlangsung normal kembali. “Untuk SDN Dukuhbadag hanya kerusakan saat banjir saja yakni lumpur masuk ke dalam ruang belajar. Dan itu sudah dibersihkan dengan bergotong royong setelah air surut,” ujar dia. Sedangkan SDN 2 Randusari ada bagian dinding ruang kelas yang ambrol terkena pergerakan tanah. Pihaknya juga sudah melakukan pendataan ke sekolah tersebut. “Sesuai dengan instruksi pak kepala dinas, setelah menerima laporan dari semua UPTD Pendidikan, kami akan membahas penanganannya. Untuk sementara, hanya ada empat gedung SD yang dilaporkan mengalami kerusakan. Mudah-mudahan tidak ada lagi sekolah yang rusak karena bencana alam,” harap dia. Selain menunggu laporan resmi, sambung dia, pihaknya juga melakukan sistem jemput bola yakni dengan cara mendatangi langsung ke desa-desa yang terkena bencana. “Hari ini (Sabtu, red), kami memantau SDN Margacina di Kecamatan Karangkancana. Sebab di desa tersebut terjadi pergerakan tanah yang membuat ratusan warga mengungsi. Kemudian juga besok kami akan ke Desa Pinara,” pungkas Rizal.(ags)

Tags :
Kategori :

Terkait