Mengungsi, 1.200 Jiwa Warga Jabranti Berjalan 6 Kilometer

Senin 26-02-2018,13:31 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Tanah longsor dan pergerakan tanah yang melanda wilayah Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, mengharuskan sekitar 2.000 warganya mengungsi. Namun demikian, tak mudah perjalanan warga dari tempat tinggal mereka ke lokasi pengungsian terdekat karena harus menempuh jarak sekitar 6 kilometer dan melintasi sungai yang terkadang berarus deras. Seperti terpantau Minggu (25/2), warga Desa Jabranti mulai dari anak-anak, dewasa hingga manula berduyun-duyun berjalan kaki menuruni bukit sambil membawa barang berharga mereka. Usai berjalan kaki sejauh 3 kilometer, warga dihadapkan persoalan harus melintasi Sungai Cirombeng yang kini keruh penuh lumpur. Beruntung sudah ada sejumlah anggota TNI dan Brimob Detasemen C Polda Jabar yang siap membantu warga terutama para lansia dan anak-anak menyeberangi sungai, dan tak sedikit di antaranya yang harus digendong. Usai menyeberangi sungai, warga pun harus kembali menempuh perjalanan sejauh 3 kilometer menuju pengungsian hingga jalan untuk kemudian diangkut menggunakan mobil BPBD. \"Proses evakuasi sudah berlangsung dua hari, dengan mengutamakan warga rentan seperti lansia, ibu hamil dan anak-anak. Alhamdulillah proses evakuasi berjalan lancar, kecuali ketika terjadi hujan deras atau volume air sungai tiba-tiba meluap maka proses evakuasi untuk sementara dihentikan,\" ujar Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Agus Mauludin kepada Radar. Dijelaskan Agus, jumlah warga Jabranti yang sudah mengungsi sudah mencapai 1.200 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk mencapai 2.000 orang. Kondisi hujan yang terjadi pada Minggu sore (25/2) memaksa proses evakuasi kembali dihentikan dan akan dilanjutkan pada Senin (26/2). Wilayah Desa Jabranti mengalami bencana tanah longsor dan pergerakan tanah. Sebenarnya, kondisi kerusakan bangunan di desa tersebut tergolong tidak terlalu parah seperti yang terjadi di Desa Margacina. Namun karena keberadaan akses jalan yang putus parah sehingga membuat desa tersebut terisolir, menjadikan evakuasi warga adalah satu-satunya solusi untuk menangani bencana di sana. \"Karena jika warga tetap tinggal di desanya, khawatir terjadi pergerakan tanah lebih parah yang mengancam terjadinya korban. Selain itu, dengan diungsikan ke desa terdekat, maka proses pengiriman bantuan pun bisa lebih mudah dilakukan,\" ujar Agus. Agus mengatakan, masyarakat Desa Jabranti diungsikan ke tiga dusun yang lokasinya aman yaitu Dusun Gunungjawa, Banjar Kedaton dan sekitar Desa Jabranti yang masih aman. Mereka tidak ditempatkan di satu lokasi pengungsian seperti di Desa Margacina melainkan banyak menempati rumah-rumah saudaranya. \"Kami sudah membuat dapur umum dan posko kesehatan yang siap memenuhi kebutuhan para pengungsi. Selain itu, alhamdulillah berbagai bantuan dari berbagai elemen masyarakat sudah banyak berdatangan dan sangat membantu kebutuhan logistik pangan maupun pakaian untuk para pengungsi hingga beberapa hari ke depan,\" ujar Agus. Sementara itu, kondisi bencana alam di Desa Jabranti mendapat perhatian dari Kalak BPBD Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi dan Kepala BKPP Wilayah III Jawa Barat Haryadi yang meninjau langsung lokasi pengungsian, Minggu (25/2). Dicky Saromi mengatakan, bencana alam di Kabupaten Kuningan adalah tergolong besar dan perlu menjadi perhatian khusus karena hingga menimbulkan mobilisasi warga untuk mengungsi. Atas hal tersebut, pihaknya telah mengerahkan tim untuk turut memantau sekaligus mengirimkan logistik pangan dan obat-obatan yang dibutuhkan. \"Saya melihat beberapa lokasi bencana longsor dan pergerakan tanah di Kabupaten Kuningan tergolong parah sehingga perlu adanya kajian dari instansi yang berwenang. Harapan kami dari direktorat vulkanologi dan geofisika untuk secepatnya melakukan kajian untuk segera bisa dilakukan tindakan, apakah perlu relokasi atau bisa ditempati kembali oleh warga dengan sejumlah perbaikan-perbaikan. Mudah-mudahan hasilnya bisa segera kita dapat,\" kata Dicky. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait