Dirut bjb: Perbankan dan Fintech Bisa Bersinergi

Rabu 21-03-2018,21:51 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

BANDUNG - Gelombang kelahiran usaha rintisan (startup) berupa financial technology (fintech) diperkirakan tidak akan mengancam industri perbankan tanah air. Justru sebaliknya, keduanya bisa bersinergi untuk meningkatkan kualitas layanan keuangan kepada masyarakat. Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan mengatakan, perbankan harus terus melakukan pemutakhiran teknologi agar bisa bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan meningkatnya start up di bidang fintech. Menurut Ahmad Irfan, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, fintech telah mampu meraup transaksi hingga mencapai Rp 3 triliun. Dia memprediksi pada tahun 2020 mendatang industri fintech ini akan mampu menghasilkan transaksi hingga Rp 7 triliun. \"Artinya, jika perbankan tidak bergerak cepat maka akan tertinggal dari sisi payment. Perbankan akan ketinggalan jika tidak melakukan pemutakhiran teknologi. Adaptasi teknologi tidak dapat ditawar. Tapi jangan takut, karena fintech bukan musuh perbankan,\" ujarnya, dalam keterangan resmi (16/3). Pernyataan Ahmad bukan tanpa alasan. Pasalnya, fintech tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan dari perbankan. Artinya, fintech tidak hadir sebagai pesaing dari perbankan atau lembaga keuangan lain. Keduanya dapat saling bersinergi dengan membentuk kolaborasi nyata. Bukti tersebut dicatat oleh Asosiasi Financial Technology Indonesia yang menyatakan bahwa sebanyak 63,9% pelaku usaha fintech telah terkoneksi dengan bank melalui Application Programming Interface. Dengan begitu, fintech hadir sebagai peluang kolaborasi bagi bank dan bukan merupakan ancaman.

Tags :
Kategori :

Terkait