Disdagin Target Lomba Desain Rotan 80 Peserta

Sabtu 31-03-2018,20:08 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Tren unggulan gaya rotan yang digemari konsumen luar negeri tahun ini, mengalami perubahan dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, buyer atau konsumen dari luar negeri memilih warna-warna natural untuk berbagai rotan mebel. Rotan jenis ini dipadukan antara berbagai komponen, di antaranya komponen besi. Sementara tren pada tahun lalu, konsumen cenderung memilih warna-warna monokrom atau abu-abu, hitam, serta coklat, untuk berbagai meubeul rotan. Kepala Bidang Industri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon, Eli Lilis Surtini mengatakan, tren tersebut memang kerap mengalami perubahan. Hal itu harus ditangkap secara jeli oleh pengusaha rotan demi kemajuan industri tersebut. “Pengusaha harus mampu menangkap keinginan para buyer kalau ingin bertahan di industri ini. Kalau yang saya lihat sih, di tahun ini kecenderungan buyer inginnya desain natural, dan lebih ke gaya Britania atau Inggris Raya,” kata Eli, Jumat (30/3). Menurutnya, Indonesia pun sebetulnya memiliki lembaga khusus untuk menangani ide-ide kreatif desain rotan. Lembaga ini adalah Indonesia Development Desain Centre (IDDC). Kadang, pelatihan mendesain rotan digelar di sini. “Di IDDC ini kan dikumpulkan berbagai macam ide kreatif desain rotan dari seluruh dunia. Misalnya buyer dari negara A inginnya desain semacam apa, di negara B inginnya seperti apa. Di IDDC inilah seluruh ide-ide desain itu dikumpulkan, kemudian dilatih bagaimana cara membuatnya,” katanya. Selain itu, untuk menangkap banyaknya desainer rotan, tiap tahunnya Disperdagin selalu melakukan lomba desain rotan. Di tahun ini, lomba desain rotan yang bertema kursi yang berbahan baku rotan telah dibuka. “Malam puncaknya adalah 4 Mei. Target peserta kita ada 80 orang, dan tercatat dari berbagai daerah sudah mendaftar. Antara lain dari Surabaya dan bahkan Aceh. Kita ingin mencari desain dan desainer baru rotan yang fresh,” katanya. Eli juga mengatakan, sebenarnya para desainer rotan asal Cirebon patut bangga. Sebab keunikan hasil dari anyaman rotan di Cirebon ini paling diakui di Indonesia. “Kita paling jago se-Indonesia, sumber daya manusia di Cirebon itu jago banget. Dan kita harus bangga atas hal ini,” terangnya. Sementara itu, seiring dengan maraknya desain rotan yang menyesuaikan dengan tren terkini, setidaknya nilai ekspor rotan ke luar negeri turut meningkat. Hal ini terlihat dari data yang ada di Disperdagin. Pada 2016, nilai ekspor rotan di Cirebon mencapai 110.876.392. Sementara pada 2015 nilai ekspor rotan sedikit di bawahnya, yakni 110.719.514. “Untuk pasar domestik pun sebetulnya tren penjualannya meningkat, hanya data penjualan di pasar domestik ini tidak dilaporkan ke Disperdagin,” pungkasnya. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait