Cawabup Cirebon Dian Hernawa Susanti mungkin tak menyangka mendapat pertanyaan soal lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Pertanyaan itu dilontarkan cawabup Imron saat debat terbuka perdana, Rabu (18/4) malam. ============== MALAM itu, ketika menerima pertanyaan dari Imron, Santi seketika menjawab bahwa LGBT harus dilindungi. LGBT, kata Santi, punya hak untuk hidup. Jawaban ini pun heboh. Banyak pihak menilai Santi mendukung praktik LGBT. Karena itu, parpol pengusung pun turun meluruskan persoalan ini. PKS, salah satu partai yang mendukung Santi yang maju bersama Kalinga, menggelar konferensi pers untuk menjernihkan masalah ini. Santi juga hadir dalam konferensi pers. Kepada wartawan dia mengatakan pertanyaan yang dilontarkan cawabup nomor 2, Imron, berlebihan dan terkesan mencoba untuk menjatuhkan pasangan Kalinga-Santi. “Saat debat, saya tidak bisa menyampaikan penjelasan tentang LGBT secara utuh karena waktunya singkat. Sehingga perlu adanya penegasan untuk menghindari justifikasi,” tegas Santi saat konferensi pers yang digelar di kantor DPD PKS Kabupaten Cirebon, Kamis (19/4). Santi bahkan meluruskan bahwa dirinya tidak pernah terlibat dalam LGBT. “Silakan buktikan jika saya terlibat,” jelasnya. Dia mengaku punya kedekatan dengan komunitas tertentu yang dianggap menyimpang. Sebab, dirinya memang aktif di dunia rias dan event organizer (EO). Di dalamnya banyak komunitas itu. “Saya merangkul mereka dan mencoba untuk memberikan pemahaman sedikit demi sedikit. Dengan harapan mereka mendapatkan hidayah dan kembali ke kodratnya. Itu yang ingin saya sampaikan. Kita rangkul dan ajak mereka untuk berubah,” tegas Santi. Sementara itu, Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon Junaedi mengatakan, situasi saat debat publik malam itu sangat gaduh. Saat bersamaan, pertanyaan cawabup Imron tidak utuh. “Kami menganggap pertanyaan yang dilontarkan Imron itu tidak mendasar. Meski demikian, sikap kami tegas menolak LGBT, tapi bukan untuk menjauhkan mereka. Semua kita sentuh, termasuk maaf, komunitas yang kita anggap jauh dari ajaran agama harus didekati. Ajak mereka untuk berubah,” tuturnya. Menurutnya, kedekatan Santi dengan komunitas itu juga dalam rangka dakwah dan pekerjaan. Artinya, tidak melegalkan praktik hubungan seksual terlarang. “Yang jadi catatan debat semalam moderatornya kurang tegas. Harusnya ketika tahu itu pertanyaan yang menjatuhkan secara personal dan di luar tema harus langsung di-cut,” tandasnya. Di tempat yang sama, Ketua DPC Hanura Kabupaten Cirebon HM Yatsawi menuturkan, tidak salah ketika Santi bergaul dengan komunitas tersebut. Sebab, bergaul dengan siapa pun diperbolehkan, selagi itu memberikan kebaikan bagi pribadi maupun orang lain. “Kita harus menjaga kedekatan sosial begitupun dengan mereka juga. Merangkul. Bukan menjauhi ataupun menghujat,” singkatnya. (sam)
Soal LGBT, Santi Ngaku Penjelasannya Tak Utuh karena Waktu Terbatas
Jumat 20-04-2018,12:01 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :