Deklarasi Prabowo Tunggu Kepastian Koalisi

Minggu 06-05-2018,01:01 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA- Partai Gerindra tidak mau terburu-buru mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). Partai berlambang kepala burung garuda itu menunggu kepastian koalisi dengan partai lain sebelum mengumumkan siapa capres yang diusung dalam Pemilu 2019. Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan, hingga sekarang partainya belum mendeklarasikan capres untuk pemilihan presiden (pilpres) tahun depan. Dia mengungkapkan, PKS memang terus mendesak agar Prabowo sebagai ketua umum Partai Gerindra segera mendeklarasikan diri sebagai capres. Anggota DPR itu menyatakan, pihaknya menghormati keinginan PKS. “Maksud PKS baik, supaya ada kepastian dan cukup waktu untuk sosialisasi,” terang dia kepada Jawa Pos, kemarin (4/5). Namun, kata dia, partainya tidak bisa terburu-buru mengumumkan capres. Sebab, Gerindra sedang menjajaki koalisi dengan partai lain. Sebelum mendeklarasikan capres, lanjut dia, harus ada kepastian partai mana saja yang akan berkoalisi dengan Gerindra. “Kami belum bisa memastikan kapan deklarasi dilakukan sebelum ada kepastian koalisi,” tuturnya. Jika PKS ingin bergabung dengan Gerindra, tutur dia, pihaknya tentu sangat senang. Begitu juga partai lain yang ingin bergabung dengan partainya. “Kami pastikan dulu siapa yang akan bergabung,” ungkap dia. Selain PKS, ada PAN yang mungkin akan bergabung. Begitu juga halnya dengan PKB, Partai Demokrat, dan PBB. Semuanya masih serbamungkin. Masih ada waktu tiga bulan untuk membangun koalisi. Saat ini, lanjut dia, partainya terus menjalin komunikasi politik dengan partai lain. Bagaimana tawaran sembilan nama yang disodorkan PKS? Riza mengatakan, nama-nama yang diajukan PKS merupakan tokoh yang punya kompetensi. Tentu partai Islam itu menjaring nama-nama tersebut dengan sangat ketat. Namun, juga ada sosok selain dari PKS. Misalnya, Muhaimin Iskandar dari PKB, Agus Harimurti Yudhoyono (Partai Demokrat), dan Yusril Ihza Mahendra (Partai Bulan Bintang). Selain tokoh partai, ada nama di luar partai. Misalnya, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan mantan Ketua MK Mahfud MD. Menurut dia, semua nama itu mendapat perhatian dari partainya. Siapa yang akan dipilih menjadi pendamping Prabowo, lanjut dia, akan diputuskan setelah ada kepastian koalisi. Yang pasti, tutur Riza, cawapres pendamping Prabowo harus mempunyai popularitas dan elektabilitas tinggi. Pada bagian lain, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, setiap partai mempunyai strategi. “Bagus kalau Gerindra dan PKS mengumumkan capres-cawapres dari awal,” papar dia. Jika Gerindra dan PKS melakukan deklarasi lebih awal, tutur dia, soliditas partai koalisi pendukung Jokowi tidak akan terganggu. Namun, hingga kemarin, PDIP juga belum memastikan siapa calon pendamping Jokowi di pilpres. Menurut dia, memutuskan cawapres itu harus disertai dengan keyakinan politik bahwa yang dicalonkan adalah pasangan pemimpin terbaik bagi bangsa dan negara. (lum/c4/oni)

Tags :
Kategori :

Terkait