INDRAMAYU-Hasil panen musim tanam rendeng tahun ini memang berlimpah. Namun sayangnya kualitasnya tidak sepenuhnya bagus. Karena cuaca tak menentu akhirnya membuat kualitas gabah yang dihasilkan tidak maksimal. Petani juga kesulitan menjemur gabah, sehingga akhirnya harga jual gabah ikut-ikutan tidak optimal. Salah seorang petani Kecamatan Bangodua, Ibrahim (55) mengatakan, cuaca tidak menentu saat musim panen gadu lalu membuat tanaman padi yang hendak panen rebah. Kalau pun sudah berhasil panen, petani kesulitan untuk menjemur gabah. Kondisi ini berimbas pada kualitas gabah yang tidak dapat kering sempurna dan akhirnya hasil beras yang hasilnya tidak begitu bagus karena hancur saat digiling. “Kalau mau dijual, petani harus selektif, bisa memilih mana gabah yang kering sempurna dan yang belum. Jika dicampur ya hasilnya akan mempengaruhi harga beras ketika dijual,” ujarnya. Petani lainnya, Kusnan (48) mengatakan hasil panen yang berlimpah namun tidak diiringi dengan kualitas gabah turut mempengaruhi harga gabah di tengkulak. Meski memang saat ini harga gabah di tengkulak Rp5.000 per kilogram, namun itu untuk kualitas dan jenis padi yang bagus. “Jadi ya kalau mau harganya lumayan, ya harus disortir. Mana yang hasil panen normal, mana yang karena rebah. Karena bagaimana pun juga tingkat kekeringan gabah sangat menentukan dan mempengaruhi kualitas beras. Kalau banyak yang patah ya harganya murah. Saat panen satu kuintal juga bisa jadi nggak sampe satu kuintal saat sudah digiling,” ujarnya. (oni)
Waduh, Petani Indramayu Kesulitan Jual Hasil Panen
Selasa 08-05-2018,17:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :