BIJB Tinggal Benahi Runway demi Terbang Haji

Kamis 24-05-2018,10:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA-Hari ini soft launching BIJB, tapi masih ada beberpa pekerjaan yang harus dituntaskan. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan aspek pelayanan dan keselamatan transportasi udara bertaraf internasional. Rencana penerbangan haji misalnya. Pengamat penerbangan Alvin Lie menyarankan pemerintah tidak memaksa untuk menjadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji. Alasannya infrastruktur pendukung untuk jamaah haji belum tersedia. “Bandara Kertajati belum didukung dengan sarana penampungan jamaah haji. Saya ingin tahu, nanti jamaah ditampung di mana,” tuturnya. Selain sarana penampungan, Alvin juga menanyakan apakah ada sarana kesehatan dan akses yang memadai. Hal ini menurutnya perlu karena mendukung pelayanan kepada jamaah haji. “Kondisi jamaah haji juga harus dijamin. Jangan hanya pencitraan pemerintah saja,” ucapnya. Dari sisi efisiensi pun dinilai kurang. Alvin mengatakan jika penerbangan dari Bandara Kertajati menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta hanya sekitar 15 menit. Namun pesawat harus masuk ke dalam taxy way hingga runway yang tentu membutuhkan waktu. “Nambah ongkos juga,” tuturnya. Saat ini Bandara Kertajati memiliki landasan 2.500 meter. Sehingga tidak aman digunakan oleh pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777. Sehingga rencananya, jamaah haji tetap transit ke Bandara Soekarni Hatta, Tangerang. “Berdasarkan informasi sekunder yang saya dapat, jamaah diangkut dari Kertajati ke Soetta menggunakan pesawat yang lebih kecil,” ucap anggota Ombudsman RI itu. Terpisah, Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono menilai BIJB masih memiliki beberapa kekurangan. Di antaranya apron yang belum sesuai kapasitas terminal, garbarata belum menyesuaikan untuk pesawat berbadan lebar serta runway yang masih kurang panjang landasannya. “Untuk saat ini baru bisa untuk pesawat narrow body. Kalau untuk pesawat pesawat besar seperti Boeing 777 belum bisa beroperasi di bandara ini karena panjang runway-nya baru 2.500 meter. Kalau untuk pesawat berbadan lebar, runway harus 3.500 meter. Parkingstand apron baru 10, tidak sebanding dengan kapasitas terminal,” jelas bambang. Tapi untuk arus mudik lebaran, dinilai Bambang sudah dapat digunakan karena penerbangan domestik yang lazimnya saat ini menggunakan pesawat narrow body. Untuk garbarata pesawat, jika ingin menampung pesawat berbadan besar, harus direhab menjadi dua cabang untuk menaikkan atau menurunkan para penumpang. Menanggapi hal ini, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BIJB Agus Sugeng Widodo memastikan jika Bandara Kertajati sudah bisa beroperasi walaupun ada beberapa hal yang perlu dibenahi. “Dan ini akan terus berjalan. Apalagi untuk penerbangan haji yang baru dimulai pertengahan Juli nanti. Masih ada cukup waktu untuk pembenahan,” katanya. Sebelumnya, pada Selasa (22/5) lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan memimpin rapat koordinasi persiapan haji dari Bandara Kertajati. Salah satu pembahasannya mengenai fasilitas pendukung di bandara. Sementara itu Kabag Humas Perhubungan Udara Sigit Widodo mengatakan jika sudah ada maskapai yang tertari untuk mendarat di Bandara Kertajati. “Minimal Citilink sudah minta melayani ke dan dari Bandara Kertajati,” ungkapnya. (lyn/azs)

Tags :
Kategori :

Terkait