Meski Rusia menjamin keamanan selama Piala Dunia, setiap orang tetap bertanggung jawab atas keamanan dirinya masing-masing. Serbuan turis asing bisa menjadi peluang emas bagi sopir-sopir taksi yang licik, polisi palsu, atau bahkan pengemis profesional yang “mengais rezeki”. Ikuti panduan berikut ini supaya Anda terhindar dari segala praktik penipuan yang bisa merusak pengalaman Anda selama di Rusia.
Membeli tiket Piala Dunia sesaat sebelum pertandingan
Tentu, Anda bisa saja memang beruntung. Seseorang mungkin tidak jadi menonton pertandingan dan ingin menjual tiketnya. Namun, jangan berpikir bahwa ada banyak orang yang mengalami situasi seperti itu.
Membeli tiket konser di luar lokasi pertunjukan
Penyelenggara konser biasanya tidak menjual tiket secara langsung. Tiket dijual melalui agen. Pada hari pertunjukan, pembeli yang kurang hati-hati bisa menjadi sasaran empuk para penipu — mereka memasang iklan di internet dan banyak penjual menjajakan tiket di sepanjang jalan. Sejumlah oknum berkerumun di pintu masuk teater dan gedung konser. Meski situs agen tiket resmi hampir selalu tercantum di papan reklame, orang-orang masih terus membeli tiket palsu. Sungguh banyak penipu berkeliaran dan sulit menentukan apakah tiket itu asli atau tidak.
Uang kertas mainan
Melihat jumlah pemberitaan terkait korban penipuan semacam ini, uang kertas mainan adalah “ladang emas” para penipu. Penipuan ini paling sering digunakan oleh para sopir taksi, atau bombila, tidak resmi yang menunggu di bandara, restoran, atau dekat stasiun metro pada malam hari. Jika tidak hati-hari, Anisa bisa menerima kembalian bukan dalam bentuk rubel melainkan potongan kertas yang menyerupai uang kertas dari Bank Sentral Russia. Dalam kondisi gelap, sulit untuk menyadari bahwa itu adalah uang palsu. Saat Anda menyadarinya, taksi sudah menghilang.
‘Saya tak punya kembalian’
Kalimat ini biasanya dilontarkan sopir-sopir taksi palsu. Mereka berharap Anda melupakan kembalian dan meninggalkan mobil begitu saja. Beberapa dari mereka bahkan ada yang berani tak memberi Anda pilihan dan menyajikannya sebagai suatu kenyataan yang harus Anda terima. Sementara, yang lain mungkin pergi menukar uang di beberapa toko atau mengirim orang untuk melakukannya. Namun, mereka tidak akan buru-buru kembali dengan kembalian itu. Anda tak akan tahan menunggu dan akan memilih pergi.
Orang yang ‘kesusahan’
Para pengemis sering kali menyerupai calo dan penipu. Sulit untuk mengetahui mana yang benar-benar membutuhkan atau hanya ingin mengambil keuntungan. Yang jelas, banyak di antara mereka yang betul-betul penipu. Para pengemis profesional bekerja di metro-metro Moskow. Mereka berjalan di sekitar gerbong kereta, berdiri memegang poster dan berteriak-teriak secara teatrikal. Mereka melakukannya sebagai pekerjaan, sementara mereka telah membeli “tiket ke Magadan” (10.200 km di timur Moskow, perjalanan yang sangat jauh dan mahal).
Begitu pula orang-orang di metro yang menjual pernak-pernik cantik untuk tujuan amal. Jangan percaya kepada mereka. Jika Anda ingin membantu anak-anak atau pensiunan Rusia, pergilah ke badan-badan resmi.
Namun, penipu yang paling meyakinkan adalah para “pengusaha asing” palsu yang mengaku terjebak dalam situasi sulit. Seorang pria berpakaian rapi berbicara bahasa Inggris mendekati Anda kemudian mulai memberi tahu Anda bahwa sesuatu telah terjadi padanya dan ia membutuhkan uang. Jelas, ia akan bilang bahwa ia punya banyak uang dan pasti akan mengembalikan uang yang Anda pinjamkan. Masalahnya, sesuatu yang buruk terjadi padanya dan ia sangat membutuhkan bantuan Anda. Tipe penipu ini biasanya meminta “bantuan” dalam jumlah besar. Mereka mengaku sebagai pengusaha — dan berjanji akan mengembalikan semuanya. Mereka mencari simpati dan uang dari orang asing.