Satu bulan berpuasa, menuntut tubuh beradaptasi. Pola makan, tidur hingga keseharian mengalami penyesuaian. Setelah lebaran, pola hidup kembali normal. Imbasnya, banyak keluhan gangguan pencernaan. Makan berlebihan tentu sangat tak dianjurkan. SORE itu Indri Savitri (31) menimbang badan. Ia merasa tubuhnya lebih berat dan lekas lelah. Keluhan ini terus dirasakan usai lebaran. Benar saja, jarum timbangan menunjukkan angka 55 kilogram (kg). Padahal di pekan kedua Ramadan, berat badannya ada di kisaran 49-51 kg. “Kudu work out lagi ini sih,” ucap ibu satu anak tersebut, kepada wartawan koran ini. Ia tak sendiri. Tak sedikit yang mengeluhkan masalah kesehatan setelah lebaran. Perubahan pola makan yang mendadak memicu berbagai macam gangguan kesehatan masyarakat. Mulai demam, radang, diabetes hingga tekanan darah tinggi (hipertensi). Apalagi, jenis makanan yang tersedia seringkali terlalu menggoda untuk dilewatkan. Banyak makanan manis, asin, serta penggunaan santan. Konsumsi berlebihan menyebabkan kondisi tubuh tidak seimbang. Di Puskesmas Kejaksan misalnya. Sejak hari pertama beroperasi, sedikitnya 200 pasien yang datang berobat. Rata-rata keluhannya badan pegal-pegal, mual, diare dan gangguan pencernaan lainnya. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kejaksan, dr Hj Junny Setyawati MKM mengungkapkan, jumlah kunjungan pasien di hari pertama operasional memang membeludak. Normalnya, hanya 100-150 per hari. Dari tahun ke tahun, trennya sama. Setelah lebaran, masalah pencernaan yang mendominasi keluhan masyarakat. “Ini karena pola makan tidak terkontrol,” ujar Junny, kepada Radar, Jumat (22/6). Diare, mual, menjadi salah satu keluhan paling banyak dikeluhkan remaja dewasa usai 20 tahun ke atas. Sementara untuk usia 40 tahunan, lebih banyak mengeluhkan pegal-pegal pada sendi. Keluhan ini juga diakibatkan pola makan yang tidak terkontrol, sehingga rematik atau kolestrol meningkat. \"Hipertensi dan biasanya berat badan naik drastis itu bisanya yang terjadi untuk orang tua,\" ungkapnya. Penyakit lain yang dialami masyarakat ialah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kondisi ini didorong cuaca tidak menentu yang terjadi setelah lebaran. Untuk menghindari masalah kesehatan tersebut, pihaknya mengimbau agar masyarakat menjaga daya tahan tubuhnya dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, dan istirahat yang cukup. Usai melewati masa puasa, masyarakat diharapkan kembali ke pola hidup sehat dengan makan gizi seimbang. Rendah gula, lemak, dan garam. \"Ingat standar LGG yakni cukup 1 sendok teh garam, 4 sendok makan gula, dan 6 sendok makan lemak dalam sehari,\" jelasnya. Pola makan juga perlu ditunjang dengan konsumsi air putih minimal 2 liter per hari. Tetapi kebutuhan air putih ini perlu juga disesuaikan dengan aktivitas. Mengenai penyakit lain yang patut diwaspadi, Junny menyebut, cuaca pancaroba rawan penyebaran cacar air. Tetapi dengan daya tahan tubuh yang prima, masyarakat akan memiliki ketahanan terhadap virus atau infeksi lainnya. “Kuncinya jaga pola makan, hidup sehat dan tetap bugar,” tandansya. (apr)
Setelah Lebaran, Banyak Keluhan Gangguan Pencernaan, Ini yang Musti Dilakukan
Minggu 24-06-2018,07:07 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :