Gunung Agung 6 Kali Erupsi dalam 16 Jam

Rabu 04-07-2018,02:19 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA - Gunung Agung kembali erupsi, Senin (2/7). Berdasar pengamatan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tidak kurang enam kali erupsi terjadi sejak pukul 06.00 WITA sampai pukul 22.00 WITA. Menurut Kepala PVMBG Kasbani, sejak erupsi Rabu pekan lalu (27/6), aktivitas Gunung Agung memang belum turun signifikan. “Secara visual, kejadian erupsi masih terus teramati,” ungkap dia. Bahkan, gunung tersebut malah terus mengeluarkan material vulkanis. Erupsi terekam terjadi sekitar pukul 13.43 WITA kemarin. Kolom abu yang teramati saat letusan terjadi mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak kawah. Beberapa menit sebelumnya, letusan juga terjadi. Tepatnya pada pukul 13.11 WITA. Dalam letusan tersebut, Gunung Agung mengeluarkan material vulkanis dengan ketinggian mencapai 500 meter di atas puncak kawah. Letusan juga terjadi pada pukul 06.19 WITA dengan tinggi kolom abu menyentuh angka 2.000 meter di atas puncak kawah. Letusan itu disambung letusan susulan pada pukul 06.41 WITA dan 06.55 WITA. Laporan terakhir yang diterima Jawa Pos kemarin malam. Letusan juga terjadi sekitar pukul 21.04 WITA. Tinggi kolom abu yang teramati saat letusan berlangsung mencapai 2.000 meter di atas puncak kawah. Kolom abu tersebut teramati petugas berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong mengarah ke barat. Dari data seismogram milik PVMBG, letusan terjadi cukup lama. Yakni 7 menit 21 detik. PVMBG juga mencatat letusan itu terjadi secara strombolian. Artinya lava pijar dan material vulkanis lain yang keluar dari dalam perut Gunung Agung turut terlontar sampai ke luar kawah gunung tersebut. Data PVMBG turut mencatat lontaran lava pijar meluncur keluar kawah sampai jarak 2 kilometer dari puncak gunung tersebut. Lantaran bersuhu tinggi, lava turut membakar pohon dan tumbuhan lain di hutan yang berada di sekitar puncak kawah gunung tersebut. Dengan letusan tersebut, total enam letusan terjadi dalam tempo 16 jam. Meski tinggi kolom abu maksimal berada pada ketinggian 2.000 meter di atas puncak kawah, letusan-letusan itu menujukan bahwa Gunung Agung masih sangat aktif. Tidak hanya itu, secara visul sinar api juga terus teramati setiap malam. ”Mengindikasikan adanya material lava segar dengan temperatur tinggi di dalam kawah,” terang dia. Bahkan, malam kemarin api yang membakar hutan tampak sangat jelas meski dilihat dari kejauhan. Berdasar data citra satelit, sambung Kasbani, erupsi efusif berupa aliran lava ke dalam kawah Gunung Agung masih terjadi. Menurut dia, lava yang keluar mulai Kamis sampai Minggu pekan lalu menyebar secara melinggkar di dalam kawah. ”Dengan volume pada kisaran 4 sampai 5 juta meter kubik,” terang dia. Tambahan lava itu membuat kubah lava di gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl tersebut bertambah menjadi 27 sampai 28 juta meter kubik. Angka tersebut setara dengan setengah kawah Gunung Agung yang terdata memiliki volume kosong sekitar 60 juta meter kubik. Namun demikian, Kasbani juga menyampaikan bahwa citra satelit termal kemarin menunjukan terjadi penurunan energi termal yang cukup signifikan. Dari angka 815 megawatt menjadi 58 megawatt. “Meski mengalami penurunan. Namun, energi termal masih termasuk tinggi,” terang dia. Berdasar data tersebut, Kasbani mengungkapkan, kecil kemungkinan kawah Gunung Agung terisi penuh material lava dalam waktu dekat. “Karena laju efusi lava saat ini masih lambat,” bebernya. Namun demikian, potensi letusan kembali terjadi masih ada. Baik secara efusif maupun eksplosif. Seperti letusan yang terjadi kemarin malam. Itu sangat mungkin terjadi lantaran kondisi gunung tersebut masih belum stabil. Bahkan boleh dibilang sangat aktif. Untuk itu, rekomendasi dari PVMBG kepada masyarakat belum berubah. Kasbani menyampaikan bahwa area 4 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung harus kosong. Disamping aktivitas yang tinggi, status gunung tersebut juga masih siaga atau level III. Kasbani memastikan, instansinya akan terus mengevaluasi kondisi gunung itu. Evaluasi tersebut, sangat mungkin berpengaruh terhadap rekomendasi yang dikeluarkan instansinya. Kasubbid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana menyampaikan bahwa lava pijar dan material vulkanis lain yang keluar dari kawah Gunung Agung memang bisa membakar hutan di gunung tersebut. “Efek terbakar lava,” terang dia. Akibat letusan yang terjadi kemarin malam, sejumlah masyarakat diaporkan mengungsi secara mandiri. Untuk sementara, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Denpasar belum bisa memastikan jumlah warga yang sudah mengungsi. Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho pun memastikan bahwa letusan Gunung Agung yang terjadi kemarin pagi sampai kemarin siang tidak sampai menganggu operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. “Bandara normal semua,” ungkap dia. Karena itu, tidak satu pun penerbangan dari dan menuju bandara tersebut terganggu. Pejabat yang akrab dipanggil Sutopo itu menjelaskan bahwa, relawan di Bali sudah melaporkan bahwa lontaran lava pijar dari puncak kawah Gunung Agung mengarah ke bagian timur dan timur laut. Yakni Desa Culik di Kecamatan Abang dan Desa Dukuh di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. “Selain itu, juga mengarah ke bagian barat dan selatan. Akibatnya hutan di puncak kawah terbakar cukup luas,” terang dia. Lebih lanjut dia meminta masyarakat tetap tenang. Dia memastikan evakuasi bakal dibantu petugas yang sudah siap siaga. ”Masyarakat yang melakukan evakuasi diimbau tidak keluar wilayah Karangasem,” pinta Sutopo. Dengan demikian, petugas BNPB, BPBD, maupun instansi lainnya lebih mudah membantu para masyarakat. Khususnya dalam distribusi logistik selama mereka berada di pengungsian. (syn)

Tags :
Kategori :

Terkait