Madinah Kini Puncak Panas, Wajib Pakai Pelindung Diri

Sabtu 21-07-2018,14:04 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

PARA jemaah haji yang memasuki Madinah perlu benar-benar menjaga kesehatan. Sebab, selama sepekan ke depan, suhu di Madinah sedang mencapai puncak. Saat siang, rata-rata suhu udara bisa lebih dari 40 derajat celsius. Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Muhammad Khanif mengungkapkan, sepekan ini banyak terjadi kasus jamaah mengalami telapak kaki melepuh. Hal itu terjadi karena jemaah haji kehilangan sandal saat sedang beribadah di Masjid Nabawi. Akhirnya, mereka nekat balik ke hotel tanpa alas kaki. “Suhu udara di Madinah saat ini rata-rata mencapai 41 derajat celsius. Jadi, jangan lupa menggunakan sandal jika keluar dari penginapan,” jelasnya. Jemaah haji yang kehilangan sandal, lanjut dia, bisa meminta bantuan kepada petugas yang berada di gate-gate Masjid Nabawi. “Kami menyediakan sandal gratis untuk jamaah,” katanya. Tingginya suhu udara di Madinah memang membuat banyak jamaah mengalami dehidrasi. Berdasar pantauan Jawa Pos (Radar Cirebon Group) kemarin, tidak sedikit jemaah yang sakit dan berobat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah. Direktur KKHI Madinah Muhammad Yanuar mengatakan, dehidrasi bisa menjadi pemicu beberapa penyakit. Termasuk gangguan kejiwaan. Dia lantas mencontohkan dua jamaah yang dirawat karena mengamuk di jalanan Madinah. Saat diperiksa, mereka seolah-olah mengalami gangguan kejiwaan. Padahal, setelah diinfus dan diberi obat, mereka berangsur-angsur sembuh. “Jangan menunggu haus baru minum. Tapi, minumlah sesering mungkin,” sarannya. Koordinator Tim Promosi/Preventif (TPP) Kesehatan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi di Madinah Dian Shinta menyatakan, perubahan cuaca, suhu, maupun kelembapan yang ekstrem berdampak pada kekebalan tubuh. “Karena itu, jamaah kami imbau makan tepat waktu dan mengatur waktu istirahatnya,” kata Dian di Madinah kemarin (20/7). Dia juga meminta jemaah memakai alat pelindung diri (APD) yang meliputi payung, sandal, kacamata, masker, dan botol spray yang berfungsi ganda sebagai botol minuman serta untuk menyemprot wajah dan tubuh. Para jemaah juga harus membawa makanan ringan seperti kurma atau roti di dalam tas saat keluar dari hotel. Koordinator Tim Mobile Daerah Kerja Bandara dr Rachmawanti menambahkan, pihaknya memiliki petugas khusus yang akan menyambut jamaah di bandara. Tim tersebut akan melakukan observasi kesehatan kepada jemaah yang baru datang. Jika ditemukan jamaah yang butuh penanganan lanjutan, akan diberi rujukan ke KKHI Madinah atau klinik bandara. “Kami juga memberi penyuluhan secara personal kepada jemaah yang baru tiba di bandara,” terangnya. Menurut dia, kasus-kasus kesehatan yang sering ditemukan di bandara adalah kelelahan dan dehidrasi akibat perjalanan udara yang lama. Biasanya, petugas kesehatan melakukan penanganan sambil menunggu bus yang akan mengantar jemaah ke penginapan. (oni/c17/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait