Perdagangan obat-obatan terlarang di wilayah selatan Filipina masih menjadi sumber dana utama kelompok militan pro- ISIS di kota Marawi. Kelompok pro-ISIS ini diyakini tengah menyusun kembali kekuatan mereka setelah dikalahkan militer Filipina pada Oktober tahun lalu. Kesimpulan itu diambil Profesor Rommel Banlaoi, kepala Institut Riset Perdamaian, Kekerasan, dan Terorisme Filipina. \"Ada banyak bukti kelompok-kelompok yang terkait perdagangan obat terlarang memiliki hubungan dengan sisa-sisa militen pro-ISIS di Marawai,\" kata Banlaoi kepada Channel News Asia. \"Kelompok ISIS ini dipimpin Abu Dar, sehingga mereka saya sebut kelompok Abu Dar (ADG). Hasil dari perdagangan obat terlarang digunakan untuk membiayai ADG,\" tambah dia. Para pedagang narkoba, lanjut Banlaoi, menjalin hubungan dengan kelompok militan ini karena ingin memelihara konflik. Masih mengutip Drug trade in southern Philippines still bankrolling pro-Islamic State militants: Analyst Konflik bersenjata berkepanjangan justru menciptakan situasi kondusif bagi para pedagang narkotika ini untuk menjalankan kegiatan mereka. \"Konflik merupakan kondisi yang baik bagi mereka karena penegak hukum memiliki banyak hal yang harus diurus,\" tambah Banlaoi. \"Salah satu alasan utama Maute berkaitan dengan kelompok penyelundup narkoba adalah untuk mendanai gerakan mereka. Bahkan sebagian anggotanya adalah pecandu narkoba,\" ujar dia.
Perdagangan Narkoba Sumber Dana Kelompok Pro-ISIS di Filipina
Rabu 01-08-2018,13:03 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :