Harga Telur Kembali Normal Rp 22.000, Daging Ayam Bertahan

Rabu 08-08-2018,06:06 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KUNINGAN - Harga telur kembali normal ke harga Rp 22.000 per kilogram. Harga tersebut setelah hampir dua bulan lebih melonjak hingga tembus Rp 29.000 per kilogram. Seperti terpantau di Pasar Kepuh Kuningan, kembali normalnya harga telur mulai berlaku sejak Senin (6/8). Menurut petugas pemantau pasar dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kuningan Arisman, sudah sepekan ini harga telur berangsur turun. \"Puncak kenaikan harga telur sekitar pertengahan Juli lalu mencapai Rp 29.000 per kilogram, kemudian berangsur turun. Tiga hari yang lalu harganya masih Rp 23.500 dan sekarang kembali normal menjadi Rp 22.000 per kilogram,\" ungkap Arisman kepada Radar Cirebon, kemarin. Arisman mengatakan, normalnya harga telur ayam negeri ini disebabkan pasokan dari peternak sudah kembali normal. Ayam-ayam petelur yang baru masuk kandang sekitar dua bulan yang lalu kini sudah berproduksi maksimal. \"Memang salah satu penyebab kenaikan harga telur kemarin karena banyak peternak yang memanfatkan momen Lebaran kemarin mengafkir ayam-ayam petelur mereka. Praktis ketika kandang diisi ayam baru, produksi telur pun turun drastis yang dampaknya harganya jadi naik. Sekarang ayam-ayam baru tersebut sudah berproduksi maksimal, sehingga harganya pun jadi normal,\" ujar Arisman. Turunnya harga komoditas telur ayam, ternyata tidak berlaku pada daging ayam. Saat ini daging ayam masih bertahan di harga Rp 38.000 dari harga normal Rp32.000 per kilogram. Menurut Arisman, masih tingginya harga daging ayam diduga disebabkan faktor musim kemarau bersuhu dingin dan sangat rawan untuk kelangsungan ternak ayam potong. \"Dampak cuaca dingin seperti sekarang berdampak pada kehidupan ternak ayam potong menjadi rawan terkena penyakit dan mati. Ini yang menjadi penyebab pasokan ayam pun praktis berkurang yang dampaknya harga daging ayam masih tinggi,\" papar Arisman. Selain berdampak pada ternak ayam, kata Arisman, cuaca dingin seperti ini juga mulai berdampak pada komoditas sayur mayur. Terutama pada komoditi timun dan buncir yang kini harganya sudah melonjak tajam menjadi Rp 14.000 per kilogram dari harga normal antara Rp 6.000 hingga Rp 7.000 saja. Namun, beruntung kondisi ini tidak berlaku pada komoditas sayuran lain seperti tomat, cabai merah, cabai rawit dan kol, bawang merah dan bawang putih yang terpantau masih stabil. \"Mudah-mudahan musim kemarau ini tidak berlangsung lama. Sehingga tidak berpengaruh pada kelangsungan pertanian dan sayur-mayur. Khawatir jika kemarau berlangsung lama, banyak lahan pertanian yang tidak terairi yang dampaknya harga sayuran menjadi mahal,\" ujar Arisman. Terpantau harga cabai merah saat ini masih stabil di harga Rp 21.000, cabai rawit Rp 25.000, bawang merah dan bawang putih Rp 20.000 dan Rp 22.000 serta kol masih Rp 6.000 per kilogram. Sedangkan untuk daging sapi masih stabil di harga Rp 110.000 per kilogram. Begitu juga untuk komoditas beras masih stabil di harga Rp 11.000 untuk kualitas super, gula pasir Rp 12.000, minyak goreng Rp 10.000 per kilogram dan terigu Rp 6.000 per kilogram. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait