Gempa Kembali Guncang NTB, Korban yang Meninggal Tembus 259

Jumat 10-08-2018,14:04 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

LOMBOK UTARA - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali diguncang gempa tektonik kemarin (9/8). Kali ini berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR). Guncangan dirasakan keras dan merusak bangunan. Sementara sampai hari keempat, kemarin, jumlah korban sudah menembus 259 orang. Gempa kemarin diperkirakan terjadi sekitar pukul 12.25 WIB. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan 6,2  yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,9 SR. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,49 LS dan 116,19 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 13 km arah timur laut Kota Mataram, pada kedalaman 16 km. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan bahwa jika memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, BMKG memperkirakan gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault). Mengingat episenternya relatif sama dengan gempabumi yang terjadi pada 5 Agustus 2018 lalu. “Jadi gempa ini merupakan susulan (aftershock) dari rangkaian gempabumi yang terjadi sebelumnya,” kata Rahmat. Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) dan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di kabupaten Lombok Utara dengan skala III SIG-BMKG (VI Modified Mercalli Intensity), Kota Mataram dengan skala II SIG-BMKG (V MMI), Klungkung, Denpasar, dan Lombok Tengah II SIG BMKG (III-IV MMI), Sumbawa dan Karangasem II SIG-BMKG (III MMI). “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami,” ujar Rahmat. Hingga pukul 21.00 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 392 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock), di antaranya 18 gempa bumi dirasakan. Berdasar analisis BMKG, ketiga gempa yang terjadi masing masing pada 29 Juli (6,4 SR), 8 Agustus (7.0 SR), serta kemarin (6,2 SR) merupakan aktivitas sesar busur belakang flores. BMKG memperkirakan gempa susulan akan terus terjadi dengan fluktuasi kekuatan yang berbeda-beda 3 hingga 4 minggu ke depan. “Untuk itu masyarakat dihimbau menghindari bangunan yang lelah/retak. Sementara jangan ditempati dulu,\" kata Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko. Sementara itu nasib nahas dialami oleh Zulhadi. Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Mataram itu tewas tertimpa reruntuhan akibat gempa susulan 6 SR yang terjadi kemarin. “Satu lagi korban atas nama Sarafudin warga Sigerongan juga meninggal akibat tertimpa rumah,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin. Gempa susulan tersebut cukup keras. Bahkan ada minimarket waralaba yang sebelumnya rusak akibat gempa yang terjadi pada Minggu lalu (5/8), roboh. Menurut pantauan Sutopo, jumlah korban luka pun bertambah 24 orang. Menurut data BNPB hiinga kemarin pukul 21.20 jumlah korban meninggal dunia akibat gempa yang mengguncang NTB dan Bali adalah 259 orang. Sedangkan ada 1.033 orang luka berat yang dirawat di rumah sakit dan puskemas. Untuk jumlah pengungsi yang sudah terdata mencapai 270.168 jiwa. Sutopo memperkirakan, data tersebut masih akan terus bertambah mengingat Tim SAR masih menemukan korban di reruntuhan bangunan dan masih dilakukan identifikasi. “Mungkin ada tambahan data lagi dari korban yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan dan adanya laporan dari aparat daerah yang menyatakan adanya korban meninggal yang sudah dimakamkan tetapi belum di data,” bebernya. Selain penanganan untuk korban meninggal dan korban luka, tim gabungan juga masih melakukan pelayanan bagi pengungsi. Kebutuhan logistik dasar juga masih dilakukan. “Tadi (kemarin, red) dilakukan rapat untuk membahas kesamaan data korban dan mekanisme pelaporan telah dilakukan di Posko Utama Kecamatan Tanjung Lombok Utama antara BNPB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian/Lembaga dan Pemda,” tuturnya. Untuk penanganan bencana ini, ribuan personil dikerahkan. 21 alat berat dikerahkan untuk evakuasi. Alat berat akan terus ditambah dari wilayah sekitar dan pihak swasta. “Adanya gempa susulan 6,2 SR tadi (kemarin, red) menyebabkan masyarakat makin trauma,” ungkap Sutopo. (tau/lyn)

Tags :
Kategori :

Terkait