Lempar Setan, Jangan Kesetanan

Kamis 23-08-2018,07:07 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

WUKUF usai. Selepas magrib 9 Zulhijah jamaah mulai meninggalkan Arafah. Berangsur-angsur. Sesuai jadwal yang ditentukan. Kendaraan pun merayap menuju Muzdalifah untuk bermalam. Jarak antara Arafah-Muzdalifah kurang dari 10 km itu harus ditempuh selama 5 jam. Karena begitu menyemutnya kendaraan. Usai mabit Muzdalifah ada yang ke Makkah untuk thawaf ifadah. Setelah itu sai dan tahalul. Baru hari yang sama berangkat lagi ke Mina untuk bermalam selama tiga hari. Ada yang ke Mina untuk melempar jumrah aqabah. Baru hari ketiga yang dari Mina ke Makkah untuk thawaf ifadah dilanjut sai. Jamaah seakan dibagi dua. Dan menuju ke dua tempat Mina dan Makkah. Menuju kedua lokasi itu, bus-bus jamaah sama-sama harus merayap. Yang ke Mina memang lebih dekat. Dari Muzdalifah ada yang hanya satu jam. Namun tergantung jauh dekat pemondokannya. Yang ke Makkah memakan waktu yang lama. Misal dari Muzdalifah pukul 02.00 pagi, baru sampai Makkah usai Salat Subuh. Atau lebih dari jam 05.00 pagi. Jamaah haji khusus dari Salam Tour dan jamaah lain, melakukan thawaf ifadah bersamaan dengan Salat Idul Adha. Dari Makkah kemudian ke Mina. Selama 3 hari jamaah harus menjalani prosesi haji yang terakhir. Bermalam di Mina dan melempar atau melontar jumrah. Melontar jumrah adalah salah satu wajib haji. Ini prosesi ibadah haji yang terakhir. Waktu melontar mulai setelah lewat tengah malam sampai terbenam matahari. Namun yang paling utama pada waktu dhuha. Pagi setelah matahari terbit. Pada tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Nafar) jamaah haji hanya melontar satu jumrah saja yaitu jumrah aqabah. Kemudian pada hari-hari tasyrik yang dilontar adalah ketiga-tiganya (ula, wusta, aqabah). 

Tags :
Kategori :

Terkait