De Cheribonsche Ounlsten van 1818, Naar Oorpronkelijke Stukken adalah catatan-catatan asli P. H Van der Kemp, yang turut menumpas pemberontakan Cirebon. Tahun 1979, buku tersebut diterjemahkan oleh B. Panjaitan dengan judul “Pemberontakan Cirebon Tahun 1818” dan diterbitkan di Jakarta oleh Yayasan Idayu. Baca: Catatan Van der Kemp di Cirebon Kemudian, Major William Thorn, dalam bukunya “The Conquest of Java”, turut mencatat mengenai peristiwa perang Cirebon ini, \"Sementara itu perhatian pemerintahan Inggris beralih kepada pemberontakan yang patut diperhitungkan yang dilakukan oleh Bagoos Rangin. Dia telah mengumpulkan kekuatan di daerah perbukitan di Indramaju. Pemberontak yang berkekuatan besar ini banyak diantaranya adalah desertir dan pelarian dari serdadu Perancis yang melarikan diri setelah pertempuran Cornelis. Kepala pemberontakan ini selama 6 tahun telah berhasil melepaskan diri dari usaha penangkapan oleh pemerintahan Belanda, dia telah dianggap oleh pengikutnya sebagai nabi atau pendeta agung. Kefanatikan ini menyebabkan tidak goyahnya dukungan rakyat kepadanya walaupun pada waktu itu pemerintah mengiming-imingkan hadiah bagi penangkapan nya. Pada saat ini dia telah menguasai beberapa desa dan maju terus mengancam kota dan benteng Indramaju. Untuk menghadapinya, satu detasemen dari Bengal Sepoy dibawah Capt. Pool segera dikirim dari Batavia untuk memperkuat garisun yang ada. Kemudian detasemen lain yang terdiri dari orang-orang Eropah dan pribumi dibawah pimpinan Capt. Ralph dari His Mayesty\'s 59 Regiment menyusul, dengan perintah untuk menghancurkan arus yang sudah tidak tidak terkendali itu.
Capt. Ralph dan detasemennya akhirnya menjumpai, dengan tidak disangka-sangka, dengan para pemberontak itu d’alam jumlah yang besar. Lebih dari 2000 musqueteers (serdadu infantri) berbaris ditepi kali melepaskan tembakannya kepada pasukan Inggris, dan kemudian mereka datang mendekat sehingga pertempuran satu lawan satu tidak dapat dihindarkan lagi. Dalam pertempuran ini banyak yang luka-luka dan mati hingga akhirnya pasukan pemberontak itu melarikan diri. Kerugian di fihak Inggris tidak berarti dimana seorang calon prajurit dari Resimen ke-59 terbunuh, dan Capt. Jones dari Bengal Service dan beberapa calon prajurit lainnya luka-luka. Bagoos Rangin sendiri dapat meloloskan diri. Belum selesai dengan masalah ini, kami harus meninggalkan pulau Java dan mengalihkan perhatiannya ke pulau Sumatra ...\"
Perjuangan Ki Bagus Rangin melawan pemerintah Kolonial Belanda, tidak bisa dilepaskan dengan perang-perang sebelumnya. Dari beberapa peristiwa perang yang terjadi di Cirebon, ada benang merah yang dapat menghubungkan antara satu perang dengan perang yang lainnya. Perang yang pertama kali meletus adalah serangan pemerintah Kolonial Belanda yang meluluh lantakan Gua Sunyaragi, sebagaimana diceritakan Jajat Sudrajat.