Musim Panen Raya, Petani Bawang Menjerit, Ini Loh Sebabnya

Rabu 26-09-2018,20:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Para petani bawang di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, kembali mengalami kenyataan pahit. Sebab, musim panen raya yang harusnya jadi momen bahagia, justru sebaliknya. Harga bawang di tingkat petani, malah merosot drastis. Subhan (bukan nama sebenarnya) membeberkan, harga bawang di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp6.000-Rp7.000 per kilogram. Jauh dari harga yang diharapkan petani, yakni sebesar Rp15 ribu per kilogramnya. “Sudah 2 minggu ini harga bawang murah meriah. Pokoknya pas petani panen raya,” ujarnya. Ia memperkirakan, merosotnya harga bawang di tingkat petani, selain akibat panen raya, juga karena masih dibukanya kran impor bawang. Sebab, di pasaran, ia kerap menemui bawang impor yang dijual pedagang di sejumlah pasar di Kabupaten/Kota Cirebon. “Kalau petani sekarang, jangankan untung, asal tidak rugi saja sudah bagus,” imbuh pria yang tinggal di Kota Cirebon ini. Jika menghitung biaya produksi, break event point atau titik impas antara biaya produksi atau pengeluaran dan pendapatan seimbang. Sehingga tidak mengalami kerugian. Harga bawang minimal Rp15 ribu per kilogram. Terlebih, harga bawang di pasaran berkisar antara Rp20 hingga 30 ribu per kilogram. “Kalau perhitungan, seperti saya misalnya. Punya lahan seperempat hektare itu biaya produksi sekitar Rp 40 juta. Sedangkan kami hanya mendapatkan uang Rp30 juta dari hasil panen, ya jelas rugi,” tegasnya. Dijelaskannya, dilema yang dihadapi petani adalah ketika menghadapi tengkulak. Di satu sisi, petani membutuhkan kepastian distribusi hasil panen. Namun di sisi yang lain, harga sudah ditentukan. Sehingga petani hanya bisa pasrah dengan harga berapapun yang ditentukan tengkulak. “Tetapi kalau kita tidak jual ke tengkulak, kita kesulitan mau jual ke mana. Apalagi biaya panen juga harus ditanggung sendiri dan itu tidak murah,” katanya. Dia berharap Pemerintah Kabupaten Cirebon dapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi petani. Apalagi masalah tersebut rutin terjadi setiap musim panen.  Petani lainnya, Dursita mengakui hal yang sama. Dia bahkan mengakui penurunan harga sudah terjadi sekitar dua bulan lalu. ”Harganya tidak jauh dari Rp8 ribu,” tukasnya. (day-magang)

Tags :
Kategori :

Terkait