BBWS Belum Serius Penanganan Potensi Banjir di WTC

Senin 01-10-2018,15:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Penanganan penanggulangan potensi banjir di Wilayah Timur Cirebon dinilai sporadis. Penanganan dan penanggulangan yang dilakukan saat ini, lebih banyak ke upaya penanggulangan dampak banjir tahun lalu. Hal tersebut disampaikan Kuwu Desa Ciledug Kulon  Wawan Hermawan saat ditemui Radar Cirebon di sela-sela kegiatan penanaman pohon bambu dan peninggian tanggul Cisanggarung secara swadaya di desa setempat. Dikatakan Wawan, Desa Cieldug Kulon menjadi salah satu wilayah yang cukup parah terdampak banjir. Namun penanganan penanggulangan potensi banjir yang mungkin terjadi saat musim penghujan nanti, masih dirasa kurang maksimal. “Kita belum merasakan dampak dari upaya penanggulangan potensi banjir yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui BBWS. Yang ada sampai saat ini, kita masih was-was. Kita masih diliputi kekhawatiran,” ujar Wawan. Menurutnya, upaya paling banyak untuk melakukan penanggulangan potensi bencana yang dilakukan instansi terkait masih belum menyentuh titik vital. Sementara pekerjaan paling banyak yang dilakukan saat ini lebih banyak ke aspek fisik seperti penambalan tanggul yang jebol akibat banjir, penutupan klep, dan lain-lainnya. “Sayang sekali. Menurut saya, masih ada yang kurang. Ada yang masih harus dilakukan tapi belum dilaksanakan. Yang terpenting adalah normalisasi Sungai Cisanggarung masih belum dilakukan. Kami khawatir jika nanti air datang, potensi banjir sampai sekarang masih ada,” imbuhnya. Akibat belum dilaksanakannya normalisasi tersebut, menurut Wawan, sisi tanggul yang berada di Desa Ciledug saat ini posisinya sudah tergerus aliran sungai kurang lebih 10 meter. Sementara untuk sisi tanggul yang berada di seberang, justru bertambah sekitar 10 meter. “Lama-lama kalau dibiarkan, habis tanggul kita. Makanya, saya mendesak normalisasi ini bukan hanya untuk mengatasi sedimentasi, tapi juga mengembalikan fungsi dan fisik sungai seperti sebelumnya,” jelasnya. Terpisah, Camat Ciledug H Solihin HS kepada Radar Cirebon menuturkan, di wilayah Kecamatan Ciledug setidaknya ada delapan desa yang terdampak banjir pada awal tahun 2018 lalu. Penyebab utamanya adalah air yang meluap dan melimpas tanggul Sungai Cisanggarung. “Penyebab utama dari banjir tentu dari Sungai Cisanggarung yang meluap. Makanya, ketika sekarang ada upaya penanggulangan banjir melalui program penanaman pohon bambu dan peninggian tanggul dengan karung, sangat kita apresiasi. Harapannya, ini nanti diikuti desa-desa lainnya, terutama yang berada di dekat Sungai Cisanggarung,” katanya. Diakui Solihin, pihaknya juga mendesak dilakukannya normalisasi Sungai Cisanggarung. Normalisasi di sini dipaparkan Solihin adalah upaya menangani dan menanggulangi potensi banjir dengan cara mengurangi sedimentasi dan mengambalikan fisik dan fungsi sungai seperti dulu. “Untuk normalisasi saya sepakat dengan pak kuwu, harus dilakukan juga. Manfaatnya, guna mengembalikan fungsi dan fisik sungai. Mudah-mudahan setelah dilakukan upaya penanggulangan banjir di Ciledug, bisa dilakukan lagi dengan normalisasi,” pungkasnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait