DALAM sehari kemarin, Jawa Pos (Radar Cirebon Group) menerima sejumlah pertanyaan tentang penyebaran yang diduga hoax terkait bencana di Sulawesi Tengah. Yang pertama, pesan yang menyebut bahwa gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya terjadi akibat adanya anjungan di pantai yang dari atas mirip mata dajal. “Tanpa kita sadari, ternyata di sulawesi barat (Palu) telah dibangun dermaga pantai bermata Dajjal”. Begitu posting-an si pesan yang disertai foto udara sebuah anjungan dekat pantai. Dari kejauhan, foto anjungan itu memang mirip mata satu. ”Alhamdulillah begitu selesai akan diresmikan 30 Sept\'18 oleh menteri pariwisata, dihancurkan oleh Allah yg Maha Perkasa Maha Bijaksana subhaanallaah .. Walhamdulillaah,” lanjut penulis pesan. Ternyata, foto itu tak ada hubungannya dengan Palu. Anjungan tersebut berada di Pantai Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat. Sedangkan Palu, Donggala, Sigi, dan sekitarnya yang terkena bencana berada di Sulawesi Tengah. Anjungan Pantai Manakarra itu baik-baik saja saat terjadi gempa dan tsunami di Sulteng. “Tidak ada kerusakan. Dampak gempa di Palu hanya terjadi di sebuah proyek jalan yang masih berlangsung,” kata Edward, jurnalis Fajar (Jawa Pos Group). Menurut pria yang akrab disapa Edo itu, keramik anjungan tersebut juga sudah diganti. Sebab, Pemkab Mamuju baru menyadari dari atas anjungan tersebut memang mirip mata satu. Menurut Edo, proyek itu juga tidak dikerjakan ribuan pekerja asal Tiongkok. “Proyek itu dikerjakan kontraktor lokal. Juga, sudah lama diresmikan,” katanya. Pesan lainnya yang juga menyertai bencana Palu adalah kabar gempa susulan dengan kekuatan 8,1 skala richter. Pesan tersebut beredar dalam bentuk screenshot percakapan di WhatsApp. Isi pesannya seperti ini, ”Tolong hubungi mama mea dll yg dipalu…Palu siaga 1. Barusan temanku di BMKG habis periksa alat pendeteksi gempa yg dorang taro dilaut. Kalau gempa susulan akan ada lebih besar dari kemarin. Berkekuatan 8.1 keatas. Dan berpotensi tsunami yg lebih besar dari kemarin”. Beruntung, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho cepat merespons hal seperti itu. Pria yang sedang melawan kanker paru-paru tersebut menjelaskan bahwa kabar yang beredar di media sosial itu hoax. “Hoax ancaman gempa dan tsunami mulai menyebar di Kota Palu dan daerah lain. Masyarakat resah. Mohon jika menerima informasi seperti ini abaikan. Ini hoax. Tidak ada satu pun negara di dunia dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti,” tulis Sutopo dalam akun Twitter-nya. (gun/c7/fat) Fakta
- Anjungan yang bentuknya mirip mata satu berada di Mamuju. Bukan di Palu. Bentuknya kini sudah diubah agar tidak seperti mata satu. Kondisinya tidak rusak akibat gempa dan tsunami Palu.
- BMKG tidak pernah meramalkan akan ada gempa susulan dengan kekuatan 8,1 SR yang disertai tsunami di Palu.