KERTAWANGUNAN - Semakin hari jumlah bus yang beroperasi di Kuningan makin berkurang. Dulu, dalam sehari bus AKAP dan AKDP yang berangkat dari terminal mencapai 300-an lebih. Tapi, kini hanya tinggal setengahnya. Banyak faktor yang membuat jumlah armada bus berkurang. Di antaranya makin banyaknya mobil pribadi, mobil travel hingga kemudahan teknologi pun sangat memengaruhi. Dengan begitu warga yang akan berangkat ke Jakarta atau ke kota besar lainya banyak pilihan, terlebih harga bersaing. “Ya kalau jumlahnya berkurang sudah pasti, dari data yang kami miliki dalam sehari dulu bis yang berangkat mengangkut penumpang mencapai 320 bus, tapi kini paling banyak 150 unit. Faktor menurunnya penumpang membuat pengusaha membatasi bus yang berangkat,” ujar Kadishub Kuningan Drs H Jaka Chaerul kepada Radar, kemarin (14/3). Jaka menyebutkan, bus yang berangkat dari terminal ini beragam, ada yang ke Jakarta, Depok, Merak, Serang, Bogor dan Bandung. Dulu bus yang berangkat bisa tiap menit, sekarang jaraknya cukup lama, karena tidak ada penumpang. Dengan banyak mobil pribadi dan juga travel membuat pengusaha otobis memilih hanya menyediakan bus sebagai bagian dari pelayanan kepada penumpang. Kalau memaksakan berangkat tidak ada penumpang tentu merugikan. Namun dengan situasi ini membuat para pengusaha mencari strategi yang jitu. Dulu, mungkin hanya fasilitas AC yang disediakan oleh perusahaan, namun kini ditambah dengan soft drink, bahkan disediakan fasilitas cofee break. Bukan itu saja, dengan penyedian fasilitas Wifi penumpang bisa menggunakan internet sepuasnya. Untuk SDM-nya pun, lanjut Jaka, sekarang benar-benar diperhatikan, sehingga mereka tidak melanggar peraturan. Pakaianya pun sekarang lebih rapih, yakni menggunakan jas. “Yah ada hikmah yang diperoleh dengan situasi itu sehingga pengusaha melakukan terobosan,” jelasnya. Pihak dishub selalu melakukan upaya agar penumpang mau kembali naik bus dengan cara mengimbau, bahwa armada bus di Kuningan sudah laik, sehingga aman. Gencarnya melakukan razia merupakan langkah nyata agar bus yang ada laik jalan dan tidak melanggar. Salah satu perusahaan bus yang melakukan terobosan adalah Luragung Termuda. Menurut Pimpinan Perusahan Otobis Laragung Termuda, H Yayan Irman Suyana, pihaknya sudah melakukan terobosan dengan cara melakukan pembenahan, mulai dari armada hingga SDM-nya. Kini sudah ada delapan bus dari jumlah 44 unit yang menyediakan fasilitas cofee break dan juga disediakan minuman ringan atau soft drink. Bukan itu saja, lanjut dia, tidak ada istilah penumpang berdiri, semua duduk sesuai dengan jumlah kursi yang disediakan. Untuk para karyawan pun semua harus bersergam dan menggunakan dasi. “Ini cara kita untuk meningkatkan pelayanan, sehingga usaha ini kembali ramai seperi dulu,” ujar pria beranak tiga ini kepada Radar. Yayan mengaku, dari delapan bus yang dicoba dengan fasilitas baru, ada tiga yang dilengkapi dengan fasilitas internet atau internet bus. Dengan fasilitas wifi penumpang bisa mengakses internet sepuasnya, sehingga dalam perjalan tidak akan jemu. Pihaknya juga telah meluncurkan sistem pesanan tiket atau tiket bisa dibeli sebelumnya. Cara ini sudah dilakukan pada saat lebaran tahun ini dan hasilnya sangat bagus. Ia ingin konsumen semakin betah dengan penambahan cara seperti ini. “Kalau kita tidak berbenah maka usaha ini akan tinggal cerita, terlebih sekarang banyak jasa angkutan sejenis seperti travel. Ia berharap dengan pembenahan usaha kembali bergairah,” ucap dia. Dikatakan, pihaknya juga meminta kerja sama dari pihak terkait agar keberadaan travel gelap ditindak. Sebab, dengan maraknya travel, usaha bus semakin terpuruk. Kalau untuk travel yang berizin tidak menjadi masalah, karena sesuai prosedur. (mus)
Terminal Bus Semakin Sepi
Jumat 15-03-2013,08:30 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :