BEIJING - Tiongkok kemarin (14/3) secara resmi punya kepala negara baru. Quanguo Renmín Daibiao Dahuì atau Kongres Rakyat Nasional (parlemen di Tiongkok) memilih Xi Jinping (59), sebagai presiden. Itu terjadi empat bulan setelah Xi memimpin Partai Komunis Tiongkok (Zhongguo Gongchandang). Saat itu, dia berjanji untuk memacu reformasi di Tiongkok dengan melakukan sedikit perubahan. Xi menjabat Zhongguo Gongchandang Zhangyang Weiyuanhuì Zongshujì alias sekretaris jenderal Partai Komunis Tiongkok (jabatan politik tertinggi di sana) sejak 15 November tahun lalu. Sebagai presiden, Xi menggantikan Hu Jintao (70), sekjen Partai Komunis pada 2002-2012. Sekitar 3 ribu anggota parlemen memberikan suara di Renmin Dahuitang (Balai Agung Rakyat) yang terletak di ujung barat Lapangan Tiananmen, Beijing. Mereka memilih dengan memasukkan kertas merah ke dalam kotak suara warna merah di depan bendera merah berukuran raksasa. Tetapi, tidak ada sangsi atau keraguan perihal hasil pemilihan tersebut. Buktinya, Xi meraih 2.952 suara dukungan atau 99,86 persen. Hanya satu suara yang tidak memilih dia. Tiga delegasi parlemen absen. ’’Dengan ini, saya mengumumkan bahwa kamrad Xi Jinping terpilih sebagai presiden Republik Rakyat Tiongkok,’’ kata Liu Yunshan, yang memimpin rapat Kongres Rakyat Nasional. Tepuk tangan meriah memenuhi seluruh ruangan setelah pengumuman itu. Sebagai penghormatan, Xi kemudian berdiri dan membungkukkan badan ke arah delegasi parlemen sebelum berjabat tangan dengan para pejabat lainnya. Beberapa saat kemudian, putra Xi Zhongxun (mantan wakil PM Tiongkok dan salah satu tokoh pendiri gerakan gerilya Partai Komunis di Shaanxi) itu meninggalkan panggung. Pengangkatan Xi sebagai presiden tersebut menjadi tanda tuntasnya suksesi kepemimpinan di Tiongkok. Itu merupakan jabatan terakhir yang diwarisi Xi dari Hu Jintao. Sebelumnya, tokoh yang dikenal sangat antikorupsi serta berpikiran terbuka perihal reformasi politik dan ekonomi pasar itu memimpin (sebagai sekjen) Partai Komunis Tiongkok dan komite militer sentral pada November tahun lalu. Dua jabatan itulah yang memberikan kekuasaan sebenarnya kepada Xi. Sumber di kalangan dalam pemerintah Tiongkok menyebut bahwa sebenarnya jabatan baru Xi tersebut secara efektif dijamin oleh posisinya sebagai sekjen Partai Komunis. ’’Tapi, pemilihan secara resmi akan meningkatkan posisinya di mata publik dan dunia internasional,’’ tuturnya. Pengangkatan Xi sebagai kepala negara berpopulasi terbesar di dunia bakal diikuti pemilihan Li Keqiang sebagai perdana menteri (PM) hari ini (15/3). Li akan menggantikan PM saat ini Wen Jiabao. Sementara itu, kemarin juga dipilih Li Yuanchao (62) sebagai wakil presiden. Pendukung reformasi dan sekutu dekat Hu Jintao selama beberapa dekade itu meraih dukungan 2.839 suara. Hanya 80 suara yang tidak memilih dia. Pemilihan Li Yuanchao dinilai telah mematahkan tradisi di Tiongkok selama bertahun-tahun. Pasalnya, dia bukan termasuk tujuh orang anggota partai yang berkuasa. Tetapi, pemilihan dia lebih dilihat sebagai konsesi atas masih besarnya pengaruh Hu. (AFP/AP/RTR/dwi)
Xi Jinping Gantikan Hu Jintao
Jumat 15-03-2013,08:48 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :