Peserta CPNS Minta Hasil Kumulatif

Minggu 18-11-2018,12:02 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Rencana Badan Kepegawaian Nasional (BKN) yang tetap mendasarkan kelulusan pada passing grade dikeluhkan peserta seleksi kompetensi dasar (SKD) calon pegawai negeri sipil (CPNS). Mereka yang mengeluh adalah para peserta tes yang nilai kumulatifnya tinggi tapi ada yang gagal di satu mata ujian. Seperti diketahui, dalam ujian SKD dengan menggunakan sistem computer assisted test (CAT) yang digelar pekan lalu, seluruh peserta mengerjakan soal dengan kriteria tiga mata ujian, yakni tes kepribadian, tes wawasan kebangsaan, dan tes intelegensi umum. Ketiga mata ujian tersebut mesti mencapai nilai passing grade minimum masing-masing yang telah ditentukan peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB). Sehingga, meskipun secara kumulatif ada peserta yang mendapatkan skor nilai tinggi, tapi jika dalam salah satu mata ujianya mendapatkan skor di bawah passing grade maka secara otomatis sistem pada saat pelaksanaan ujian CAT tidak meloloskan peserta tersebut, dan tidak dapat melanjutkan seleksi ke tahapan ujian berikutnya yang diselenggarakan oleh masing-masing penyelenggara. Hal ini yang disesalkan, peserta seleksi CPNS. Salah seorang peserta seleksi, Ida mengatakan, dirinya mendapatkan skor nilai kumulatif yang cukup tinggi tapi tidak lolos seleksi karena salah satu nilai mata ujian sedikit di bawah angka passing grade, yakni pada mata ujian tes wawasan kebangsaan. “Sampai hari ini masih menyesal, padahal sedikit lagi saya bisa melangkah ke tahapan ujian berikutnya. Karena kemarin nilainya secara kumulatif relatif tinggi. Tapi mata ujian TWK nilainya sedikit di bawah passing grade,” ujarnya. Hal serupa terjadi pada peserta lainnya, Hasan. Diakui Hasan, pada saat mengerjakan ujian dirinya optimis dapat menyelesaikan semua soal yang tersedia. Sehingga, memilih untuk mengerjakan soal-soal yang dianggap mudah terlebih dahulu. Di ujian tersebut nilainya secara kumulatif yang cukup tinggi tidak mampu mengkatrol kelulusan karena nilai dari mata ujian tes intelegensi umum kurang 15 skor. Padahal, sambungnya, jika melihat penilaian skoring pada tes intelegensi umum, satu soal yang jawabanya benar itu memiliki bobot skor 5. Jadi, jika saja tambahan tiga soal pada mata ujian tes intelegensi umum yang dia jawab benar, maka peluangnya untuk melangkah ke tahap berikutnya pada seleksi CPNS ini akan cukup terbuka. “Kemarin itu saya kehilangan waktu banyak, jadi ada sekitar lima soal tes intelegensi umum yang dianggap susah dilewat dulu pengerjaanya biar dikerjakan di ahir waktu. Tapi waktu yang tersisa tinggal tiga menit, sementara untuk mengisinya perlu otrat otret secara matematika, jadinya maen tembak saja jawabanya, ada yang betul dia dan sisanya tiga soal salah yang bikin saya gugur,” ujarnya. Baik Hasan maupun Ida berharap, pemerintah mempertimbangkan penilaian dengan sistem skor kumulatif. Sebab, dalam penilaian secara kumulatif bisa saja dijadikan tolak ukur untuk menakar kemampuan yang menonjol dari para peserta seleksi. “Adapun yang gagal karena nilai salah satu mata ujianya di bawah passing grade bisa dikatakan kurang beruntung saja,” akunya. Sebelumnya, pemerintah daerah melalui Sekda Majalengka Sekda Drs H Ahmad Sodikin MM berencana untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat terkait solusi bagi pemerintah daerah dalam mengisi kekosongan formasi. “Nanti saya laporkan hasil tahapan ini ke Pak Bupati, mungkin bupati nanti yang akan membuat permohonan solusi ini ke pusat,” ujarnya. Solusi yang akan dimohonkan misalnya dengan meninjau ulang batas passing grade kelulusan agar peserta yang nilainya bagus tapi di satu mata ujian tidak lulus karena kurang sedikit dari pasing grade bisa dipertimbangkan. Sehingga, jumlah peserta SKD yang melangkah ke ujian tahap berikutnya bisa bertambah untuk mengisi formasi yang tersedia. Meski demikian, jika hasilnya ternyata tidak dikabulkan pun tidak jadi persoalan karena pihaknya tunduk sepenuhnya dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah pusat. “Tinggal bagaimana nantinya memetakan lagi kebutuhan pegawai yang sedianya dapat direkrut tambahan 488 orang tersebut, didistribusi dari pegawai yang tersedia,” ujarnya. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait