CIREBON-Segera hadirnya Cirebon Tourism on Bus (Citros) turut disambut baik oleh masyarakat. Hadirnya Citros diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan pariwisata di Kota Cirebon. Namun di samping itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon Imam Reza Hakiki berharap, sebelumnya beroperasinya Citros, pemerintah terlebih dahulu menata kota lebih baik lagi. Sehingga saat Citros beroperasi, kota dapat dinikmati dengan nyaman. \"Nggak enak juga kalau jalan-jalan, lalu melihat Cirebon banyak sampah dan kurang tertata,\" tutur Imam kepada Radar Cirebon. Pengadaan Citros menurutnya sudah menjadi salah satu langkah baik yang harus dilanjutkan dengan beberapa hal. Salah satunya pengadaan destinasi wisata yang juga bisa dikunjungi masyarakat. Sehingga bukan hanya bisa mengakomodir masyarakat Kota Cirebon yang ingin berwisata, namun juga bisa membantu mendongkrak tamu atau wisatawan. Di lain pihak, Ketua Organisasi Angkutan Daerat (Organda) Cirebon Karsono mengatakan, bus pariwisata kap terbuka tersebut akan sampai di Cirebon pada 28 Desmber 2018 atau paling lambat awal Januari mendatang. Masih menurut Karsono, Citros berkapasitas 30 penumpang dan bakal dikemudikan oleh seorang supir yang akan digaji secara khusus juga didampingi oleh seorang pemandu wisata. Penumpang yang akan menaiki bus ini akan dikenakan biaya sebesar Rp5-10 ribu. \"Sistem pembayarannya dengan uang elektronik. Sehingga lebih praktis dan mendukung gerakan nasional non tunai,\" tukasnya. Sementara, bantuan Bus Rapit Transit (BRT) dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sebanyak 10 unit ternyata terkoreksi. Penyerahan yang diterima secara simbolis di Gedung Sate, Kota Cirebon kebagian kuota lima unit. Pelaksana tugas (Plt) Kepala BIdang Transportasi dan Moda Dinas Perhubungan, Dikri Hopiana menduga, pengurangan ini terkait dengan pemerataan. Sebab, beberapa kabupaten/kota lainnya juga menerima bantuan serupa. “Ini sudah kita terima, simbolis melalui Pak Kadishub. Nanti bus-nya segera datang ke Kota Cirebon,” ujar Dikri. Kehadiran BRT juga sudah diikuti dengan kajian rute. Perubahan kuota ini mau tidak mau akan turut mempengaruhi rencana rute yang dilayani. Selain itu, Dikri menyebut, ada beberapa hal yang masih memerlukan penyesuaian. Misalnya, tarif yang akan dikenakan. Juga operasionalnya nanti. Dishub juga berusaha meminimalisasi agar BRT tidak bersinggungan dengan angkot. Namun untuk rute dan tarif layanan ini, Dikri belum bersedia membocorkannya. Sebab masih dalam kajian. (apr/abd)
Sambut Citros dan Bus Rapit Transit, PHRI Minta Kota Cirebon Harus Bersih dan Tertata
Kamis 20-12-2018,19:30 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :