CIREBON-Harga bawang merah di tingkat petani maupun pengepul, kini mulai tinggi. Perkilogramnya jika sudah dalam kondisi kering dan siap jual, bawang tersebut dihargai sekitar Rp17 ribu sampai 19 ribu. Yang memicu kondisi tersebut terjadi karena mulai menurunnya stok dan kiriman bawang akibat musim hujan. Sehingga membuat harganya merangkak naik. Sanudin, salah seorang bakul bawang merah dari Losari menuturkan, jika harga bawang merah di tingkat petani saat ini berkisar dari harga Rp13 ribu sampai 14 ribu. Sampai di tingkat petani, harga bawang merah tersebut naik drastis ketika didistribusikan ke konsumen selanjutnya, atau ke pedagang-pedagang di pasar-pasar yang ada di sekitar wilayah Cirebon. “Dari petani Rp13 ribu sampai 14 ribu, lalu sampai ke kita itu sekitar Rp17 ribu sampai 19 ribu, tergantung jenis barangnya. Kalau lagi produksi banyak otomatis harga turun. Kalau lagi sedikit yang tanam harganya lagi turun,” imbuhnya. Sejak musim hujan datang, saat ini banyak lahan-lahan bawang yang dulu aktif, kini berubah menjadi lahan sawah untuk padi. Hal tersebut menurutnya, karena bercocok tanam bawang di musim hujan memiliki risiko cukup tinggi. “Pengeringannya agak susah kalau musim hujan. Apalagi yang tidak punya gudang sendiri. Kena sedikit air, bisa terjadi pembusukan. Itu kalau panennya berhasil. Musim hujan serangan penyakitnya bisa naik dua kali lipat. Obat-obatan dan pupuk bisa bertambah dua kali lipat,” jelasnya. Sementara itu, harga bawang merah yang mulai naik di petani dan pengepul atau bakul diikuti oleh pedagang bawang merah di pasar tradisional. Atun, salah seorang pedagang di Pasar Mundu kepada Radar Cirebon mengatakan, jika harga bawang merah di pasar tradisional saat ini, sekitar Rp24 ribu perkilogram. “Dari sananya harga sudah naik. Kita menyesuaikan saja,” ungkapnya. (dri)
Berkat Hujan, Harga Bawang Merah Naik Lagi
Rabu 26-12-2018,19:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :