Ngambek, Trump Bergegas Tinggalkan Pertemuan dengan Demokrat

Minggu 13-01-2019,04:04 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

WASHINGTON - Shutdown parsial yang membuat rakyat Amerika Serikat (AS) kelimpungan tidak meluluhkan Presiden Donald Trump. Dia tetap ngotot ingin membangun tembok permanen di perbatasan AS dan Meksiko. Jika keinginannya itu tidak terpenuhi, pemimpin 72 tahun tersebut bakal melanjutkan shutdown parsial. \"Baru saja meninggalkan pertemuan dengan Chuck (Schumer) dan Nancy (Pelosi). Buang-buang waktu saja,\" cuit Sang Presiden dalam akun Twitter-nya pada Rabu (9/1). Pada hari ke-19 shutdown parsial, dia dijadwalkan bertemu dengan para petinggi Partai Demokrat. Termasuk Schumer dan Pelosi. Satu-satunya topik yang mereka bahas adalah anggaran pembangunan tembok. Karena itu, begitu masuk ruangan, Trump langsung bertanya soal pembangunan tembok permanen di perbatasan AS dan Meksiko. \"Apa yang akan terjadi dalam 30 hari jika saya menghentikan shutdown? Apakah kalian akan menyetujui regulasi soal Border Security dan merestui pembangunan tembok permanen atau pagar baja?\" tanya suami Melania itu. Tentu saja Schumer dan Pelosi menjawab tidak. Karena itu, The Donald ngambek. Dia meninggalkan ruangan. Pertemuan pun bubar. \"Nancy bilang tidak. Saya bilang selamat tinggal. Tidak ada yang bisa disepakati,\" ungkap mantan host program televisi The Apprentice itu dalam cuitannya. Bagi ayah Ivanka itu, keinginannya membangun tembok permanen adalah harga mati. Sebaliknya, Demokrat mati-matian menentang rencana tersebut. Bahkan, sebelum resmi menguasai House of Representatives pekan lalu pun Demokrat sudah menegaskan anggaran USD 5,7 miliar (sekitar Rp81 triliun) itu tidak akan lolos. Hengkangnya Trump dari ruang pertemuan membuat Schumer dan Pelosi berang. Mereka kecewa karena penguasa Gedung Putih tersebut tidak mau berunding. \"Ini sangat menyedihkan. Kami datang untuk membuat kesepakatan. Kami mendukung pengamanan perbatasan tapi beda pandangan,\" papar Schumer kepada Reuters. Hari ini (11/1) seharusnya gajian perdana para aparatur negara pada 2019. Namun, shutdown parsial yang membuat mereka tidak ngantor sejak 22 Desember menepis harapan untuk gajian. Yang bekerja pun tetap tidak gajian. Itu membuat Serikat Pekerja Kementerian Keuangan menggugat pemerintahan Trump. Shutdown parsial juga memaksa aparat menghentikan sejumlah investigasi kriminal. Federal Emergency Management Agency (FEMA) pun tidak bisa lagi menyalurkan bantuan kepada para korban kebakaran di Negara Bagian California. (bil/c4/hep)

Tags :
Kategori :

Terkait