Reza Marah pada Akhir Syuting

Kamis 04-04-2013,08:36 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

SETELAH diputar kali pertama di Solo pada akhir Maret lalu, kemarin siang digelar sesi press screening film Finding Srimulat. Acara dilanjutkan dengan gala premiere di XXI Plaza Senayan, Jakarta. Film berdurasi 100 menit tersebut bukan melulu komedi, ada drama. Penontonnya bisa banyak tertawa dan bersedih. Finding Srimulat dirilis di bioskop pada 11 April mendatang. Film tersebut dimulai dari impian Adika Fajar (Reza Rahadian) untuk membawa kembali Srimulat ke panggung hiburan. Adika memiliki kenangan khusus terhadap grup lawak yang didirikan Teguh Slamet Rajardjo pada 1950 itu. Ketika sedang mengalami kesulitan karena EO tempatnya bekerja bangkrut, sedangkan dirinya membutuhkan uang untuk biaya melahirkan istrinya, Astrid Lyanna (Rianti Cartwright), Adika bertemu Kadir yang berjualan soto. Dia pun mengajak Kadir untuk pentas reunian dengan anggota Srimulat yang lain. Mereka menyambangi satu per satu. Mulai Tessy, Mamiek, Gogon, kemudian Djujuk. Dari situlah cerita bergulir. Charles Gozali sebagai sutradara tidak meminta para komedian andal tersebut menjadi orang lain, meski itu merupakan sebuah film. Jadi, para anggota Srimulat tersebut tetap bermain seperti apa adanya mereka. Menurut Mamiek, bermain film memang berbeda dengan melawak di panggung. Srimulat adalah pemain panggung. “Tapi, di sini kita akan melihat sisi lain figur Srimulat yang biasanya ngelawak di panggung tradisional, sekarang main film,’’ katanya. Yang merasa sedikit sulit justru para pemain lain yang notabene bukan pelawak. Misalnya, Reza Rahadian dan Rianti Cartwright. Karena merasa Srimulat itu akan “tidak alami” jika diatur dalam naskah, ada tiga scene besar yang skenarionya sengaja tidak dibikin detail oleh Charles (selain sutradara, Charles juga penulis naskah). Tujuannya, mereka berimprovisasi. Dialognya pun tidak ada. Hal itu justru membuat Reza sempat bete. Akhirnya, dia marah-marah kepada Charles. “Itu waktu adegan mau ending. Syuting hari itu isinya saya marah-marah sama Charles,’’ ungkap pemeran Habibie dalam film Habibie & Ainun itu. “Ini sebenarnya kita mau syuting apaan sih” Mau syuting model apa begini? Skenario nggak ada dialognya,’’ keluh Reza kepada Charles. Reza tidak terbiasa syuting model begitu. Biasanya segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan matang. Tapi, kemudian Charles menjelaskan maksudnya. Adegan itu pun akhirnya bisa menjadi klimaks yang apik dalam film. Sementara itu, kesulitan Rianti dalam beradu akting dengan pelawak-pelawak legendaris tersebut adalah susah menahan tawa. “Sulitnya paling itu aja. Susah nahan ketawa,” katanya. Setelah nonton filmnya kemarin, Gogon mengaku puas. Dia jarang diajak bermain film. Akhirnya sekarang dia bisa main film bareng Srimulat. “Semua ini bisa terwujud karena kebersamaan. Tidak pandang honor besar atau kecil. Dengan film ini, Srimulat bakal terangkat lagi,” ujarnya. “Tapi, kalau honornya lebih besar, saya juga lebih puas,’’ candanya. Mamiek, Djujuk, dan Tessy mengungkapkan hal senada. Buat mereka, itu bagaikan awal karir. Sebab, sekarang image yang melekat dalam diri Srimulat adalah pelawak yang jadul alias zaman dulu. “Kami kan dibilang pelawak yang sudah lalu dan aus,’’ ungkapnya. Mereka lalu merujuk pada film kartun Tom & Jerry yang dibuat pada 40-an. Film itu masih dilihat sampai sekarang dan masih dicintai. Juga, masih ditonton. “Insya Allah, Srimulat juga begitu,” lanjut Mamiek. Mereka senang karena masih ada anak muda yang peduli dan mau mengangkat Srimulat. (jan/c5/ayi)

Tags :
Kategori :

Terkait