Kesadaran Nelayan Kabupaten Cirebon untuk Proteksi Keselamatan Diri Masih Rendah

Selasa 29-01-2019,19:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Kesadaran nelayan untuk melakukan proteksi saat bekerja di laut masih minim. Saat ini, belum seluruh nelayan yang ada di Kabupaten Cirebon ter-cover asuransi jiwa. Padahal, risiko bekerja di laut jauh lebih tinggi. Untuk nelayan Gebang saja, asuransi nelayan yang ter-cover, baik melalui CSR swasta, penerima bantuan iuran (PBI) pemerintah ataupun mandiri, tidak lebih dari 50 persen. Itupun sebagian besar asuransinya sudah tidak aktif alias mati, karena tidak diperpanjang pada tahun kedua. Pengakuan itu disampaikan Ketua Nelayan Karangbulu, Desa Gebangmekar, Subadi,  kepada Radar Cirebon. Menurutnya, jika ditotal jumlah nelayan di Gebangmekar sekitar 5.400 orang. Setengah lebih ada di Blok Karangbulu. Namun, hanya sebagian saja yang sudah ter-cover asuransi. “Kesadaran nelayan masih rendah sekali untuk proteksi keselamatan. Padahal dengan asuransi tersebut, kita bisa tenang dalam bekerja. Karena jika terjadi sesuatu, baik di darat ataupun di laut, keluarga minimal punya modal dan tidak akan kesulitan uang,” ujarnya. Dari jumlah tersebut, hampir setengahnya nelayan yang tidak memperpanjang iuaran asuransinya. Sehingga posisi status asuransi dalam kondisi tidak aktif. “Jadi, banyak dari yang kita pegang ini asuransinya tidak diperpanjang. Saya juga tidak tahu kendalanya apa. Sebenarnya kita sangat butuh. Bayar pertahunnya pun tidak mahal, hanya Rp175 ribu. Tapi memang edukasinya yang kurang. Banyak yang menganggap ini tidak perlu, padahal sangat penting,” imbuhnya. Dia pun berharap, pasca insiden nelayan Gebang yang kemarin mengalami insiden kecelakaan di laut, benar-benar dijadikan pelajaran agar para nelayan segera mengaktifkan kembali asuransi jiwa untuk berjaga-jaga. “Nelayan kemarin yang kena musibah tidak ter-cover asuransi. Ini harus kita jadikan pelajaran. Ini bukan hanya untuk kita, tapi untuk keluarga kita. Proteksi sedini mungkin sebelum hal yang terburuk terjadi,” bebernya. Sementara itu, Ali salah seorang nelayan lainnya yang ditemui Radar menuturkan, dirinya menerima asuransi nelayan penerima bantuan iuran dari pemerintah. Ia pun tak mengerti apakah pembayaran iuran itu dilakukan seterusnya oleh pemerintah atau hanya pada saat awalnya saja. “Saya punya asuransi, tapi tahun kemarin bikinnya. Ini saya gak tahu apakah masih aktif atau tidak. Kemarin penjelasannya tidak utuh,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait