Siapa yang Membahas City Branding?

Rabu 30-01-2019,19:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBONCity Branding Cirebon The City of Thousand Pilgrimage muncul dalam Road Map pengembangan pariwisata daerah. Jargon ini ada di slot jangka pendek. Yang artinya harus terwujud tahun ini juga. Namun, siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab dengan tagline ini? Sejauh ini, tidak ada kejelasan. Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) malah terang-terangan menolak usulan ini. Lantaran frasa kelewat panjang. Sementara rapat koordinasi yang melibatkan beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD), tidak secara spesifik memberikan fokus pada pembahasan tagline tersebut. Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Iing Daiman SIP MSi menyebutkan, perumusan city branding masih berproses. Namun, dia menyebut DKOKP sebagai penanggung jawab untuk pembahasannya. \"Saya berharap teman-teman budpar bisa segera membahas, karana memang ada beberapa usulan,\" ucapnya kepada Radar Cirebon. Dikatakan Iing, secara formal beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengirimkan perwakilan dari DKIS, Budpar dan BP4D. Mereka mengikuti bintek bagaimana membuat city branding. Namun setelah itu perlu ada perumusan agar bisa ditetapkan menjadi city branding secara resmi. \"Sementara ini yang sudah dilaunching itu kan The Gate of Secret,\" ucapnya. Iing sendiri tak menjamin, dalam acara C\'fest nanti launching city branding pariwisata bisa dilakukan. Padahal acara itu sangat strategis. Bakal banyak tamu, salah satunya 100 travel agent dari Jawa dan Sumatera. \"Saya kira itu momen pas. Tapi kayaknya nggak di C-Fest. Sepertinya belum selesai,” tukasnya. Sejauh ini, Kota Cirebon memang belum memiliki city branding. Adapun The Gate of Secret pernah dikenalkan, namun tak berhasil mengangkat imej pariwisata kota. Di lain pihak, Ketua Dewan Kesenian Cirebon Kota (DK-Ciko) Akbarudin Sucipto meminta pemerintah kota untuk menunjuk profesional di bidangnya. Membahas branding ini perlu pengetahuan khusus. Juga riset dan penggalian yang benar-benar serius. \"Kalau sekarang itu kagetan, terjebak euforia masa lalu,” tuturnya. Akbar menyebut, beberapa tahun lalu sebetulnya ada kesempatan emas membahas city branding.Kebetulan waktu itu ada penelitian branding kota dari Universitas Tri Sakti. Dan dirinya diajak DKOKP untuk membahas masalah ini. Sayangnya, pembahasan tidak fokus. Sehingga tidak menghasilkan apapun. Di sisi lain, di internal DKOKP sendiri muncul banyak diskusi terkait dengan tagline pariwisata. Staf DKOKP Kota Cirebon, Mustofa SE tak setuju apabila tagline menggunakan frasa yang terlalu panjang “Kalau realistis, sekarang ini kan yang menjual kuliner. Mestinya nggak jauh-jauh dari itu,” katanya. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait