CIREBON–Aktivitas galian tipe c di Kelurahan Argasunya dilakukan untuk rehabilitasi lahan. Pengelola lahan, Agus Sodikin mengatakan, pemegang izin penambangan ialah Yayasan Al Barokah Gunungjati.
Yayasan ini, berencana melakukan pembangunan Baitul Masail. Dan biayanya dari penambangan pasir. “Atas urun rembuk alim ulama didatangkan empat backhoe. Kami juga memperbaiki lahan rusak dan kegiatan sosial,” ujarnya kepada Radar Cirebon.
Soal protes warga atas kehadiran alat berat, Agus berdalih, area penambangan tersebut mempekerjakan warga setempat. Mereka berasal dari Patokbeusi, Kopi Luhur, Cibogo dan Kedung Mendeng. Masing-masing dibagi dua grup bergiliran bekerja untuk tiap minggunya. Total jumlah pekerja mencapai 100 orang perhari. Namun bila dihitung keseluruhan giliran kerja, jumlahnya 1.000 orang. “Kami sudah memberdayakan warga. Kami juga tidak pernah melarang warga menggali manual,” ucapnya.
Meski statusnya rehabilitasi, namun material galian yang keluar jumlahnya mencapai 100 truk. Data yang didapat dari wawancara di areal galian ini berbeda dengan hasil inventarisasi Kelurahan Argasunya. Yang mencatat hanya 30 truk keluar.
Namun dari pengamatan wartawan koran ini, jumlah truk yang hilir mudik diperkirakan lebih dari 100 per hari. Dari keterangan Agus, material pasir itu nantinya dikirim ke toko material bangunan. Sebagian juga atas pesanan developer.
Kategori :