Sandiaga Uno Terima Curhat Guru-Petani Tebu Cirebon

Sabtu 02-03-2019,11:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Cawapres 02 Sandiaga Uno berkunjung ke Cirebon, kemarin. Ia bertemu dengan para advokat dan notaris di Hotel Prima Kota Cirebon, kemudian kunjungan ke Munjul, Astnajapura, Kabupaten Cirebon. Di Desa Munjul, Sandi berdialog dengan warga. Kegiatan tersebut dipusatkan di rumah tokoh masyarakat setempat H Abdurrokhim. Pantauan Radar Cirebon, Sandi dan rombongan baru tiba di Munjul jelang magrib. Padahal ratusan warga sudah menunggu Sandi sejak pukul 11.00 WIB. “Mohon maaf jika sudah menunggu lama karena saya terhambat di Tegal kemudian di Hotel Prima. Hitungan saya terlambat sekitar 2 jam. Jadwal saya di sini (Munjul, red) jam 4 sore, tapi rupanya sudah banyak yang menunggu sejak jam 11 siang. Saya minta maaf, terima kasih sudah menunggu,” ujar Sandi saat membuka sambutannya yang langsung disambut gemuruh suara warga. Dalam kesempatan tersebut, Sandi membuka sesi dialog dengan perwakilan massa. Dua orang yang dipersilakan menyampaikan aspirasi adalah Aris, seorang petani tebu, dan Yati Juniati seorang guru honorer dari Kecamatan Sedong.  Dalam diskusi tersebut Aris meminta ada perbaikan tata niaga gula karena yang dirasakan saat ini tidak berjalan dengan baik. Aris mengeluhkan mudahnya gula rafinasi yang masuk ke Indonesia yang kemudian bocor ke pasar tradisional, lalu memengaruhi pasar gula lokal. “Gula petani tidak laku. Kalau pun laku harganya sangat murah. Ini karena mudahnya gula impor masuk. Terlebih impor ini dilakukan saat gula kita berlimpah di musim giling. Saya tidak anti impor, tapi impor juga harus sesuai dengan kebutuhan. Ini harus dibenahi. Dampaknya banyak. Dulu di Cirebon ada empat pabrik gula, sekarang tinggal dua,” bebernya. Sementara Yati Juniati yang mengaku sudah mengabdi selama 18 tahun, meminta pemerintah memikirkan nasib guru honorer yang masa pengabdiannya sudah belasan, bahkan puluhan tahun. Terlebih, dengan  peraturan yang ada, mimpi Yati untuk menjadi PNS kini sudah pupus karena saat ini sudah berusia 51 tahun. “Saya bingung, secara usia saya sudah lebih, pengabdian saya selama 18 tak ada artinya. Sudah begitu gaji saya yang Rp300 ribu per bulan kini belum dibayar selama setahun. Saya harus mengadu ke mana,” jelasnya. Menanggapi hal tersebut, Sandi mengatakan pihaknya menawarkan perbaikan dan perubahan besar. Tidak hanya persoalan gula dan honorer, melainkan persoalan lain juga. Seperti tarif dasar listrik, BBM, dan lain-lain yang menjadi konsen pihaknya untuk menciptakan Indoensia yang adil dan makmur. Sementara itu, saat bertemu para advokat dan notaris di Hotel Prima Kota Cirebon, Sandi menegaskan bangsa ini bangsa besar, negeri yang kaya raya, tanahnya subur, dan punya SDM hebat. Tapi, lanjut Sandi, masih banyak menyisakan persoalan ekonomi. “Insya Allah Prabowo- Sandi hadir untuk memenuhi ekonomi bangsa. Prabowo- Sandi ketika menang pilpres Insya Allah akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Biaya hidup terus naik, listrik naik, belanja mahal. Insya Allah di bawah Prabowo- Sandi akan menjadikan ekonomi bangsa ini menjadi lebih baik,” ujarnya. Tujuan negara, kata Sandi, mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu dirinya mengajak kepada seluruh relawan dan masyatakat untuk mengawal pemilu hingga tuntas. Ia menjelaskan, dari 1.300 titik kunjungan yang sudah dilakukan, bangsa ini siap mengawal perubahan besar. Dan, dirinya optimis akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait