Ustad Abdul Somad Sebut Paling Utama Adalah Menjadi Pemimpin yang Adil

Jumat 12-04-2019,14:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA-Dialog Capres 02 Prabowo Subianto dengan Ustad Abdul Somad ditayangkan secara ekslusif di TvOne, Kamis sore (11/4). Lewat tayangan berdurasi sekitar 12 menit itu, Ustad Abdul Somad tampak santai berbicara tentang sosok Prabowo Subianto. Dalam kesempatan perbincangan itu, Ustad Abdul Somad (UAS) mengisahkan tentang seorang ulama yang bermimpi hingga lima kali bertemu dengan Prabowo Subianto. Awalnya, UAS menjelaskan sikap politiknya dalam Pilpres 2019. Ia menyebut selama ini komitmen dengan seruan dan pilihan ulama. Namun, UAS tak kunjung menunjukkan sikap, meski ulama telah berkumpul memilih Prabowo. “Karena kadang mata kita tertipu. Kita pergi ke tepi sungai, kita lihat ada tongkat, bengkok, tapi ketika kita tarik ternyata lurus. Mata ini menipu. Saya khawatir jangan-jangan saya tertipu dengan Pak Prabowo,” terang UAS. Untuk meneguhkan pilihan, UAS pun mencari ulama yang tidak terkenal, namun hatinya bersih. Menurut UAS, ulama seperti ini sudah dibukakan penutup dari hatinya, dan tidak memerlukan materi keduniawian. UAS pun menemukan ulama yang ia cari. Ia lalu menyempatkan untuk menemui ulama itu dengan tujuan mencari tahu apakah ulama tersebut mengerti pilihan UAS atau tidak. “Dan ketika datang saya dekatkan telinga, apa kata dia? Saya mimpi lima kali ketemu dia. Saya tanya, siapa? Pak Prabowo,” ujar UAS menirukan sang ulama. UAS pun menganggap hal itu sebagai petunjuk dari Yang Di Atas. Pasalnya, ulama tersebut mimpi bertemu Prabowo hingga lima kali. “Sinyal dari Allah,” kata UAS. Ia juga menyebut Prabowo saat ini sedang menopang amanat yang besar dari para ulama dan umat. “Begini, ulama ijtima berkumpul (mendukung, red) dan umat menyambut. Ini amanat sedang ada di pundak bapak. Bapak (harus) adil,” terangnya. Di hadapan Prabowo, UAS juga menjelaskan ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah. Nomor satu dan yang paling utama adalah menjadi pemimpin yang adil. “Mudah-mudahan bapak termasuk. Itulah yang saya lihat,” jelasnya. Saat berbincang, Prabowo sempat menanyakan saran kepada UAS agar bisa menjadi pemimpin yang adil. UAS pun menjelaskan dengan perumpamaan sebuah durian. Kepada Prabowo, ia menyebut buah durian tak akan diminati orang jika baru tumbuh dan belum matang. “Orang akan cuek. Tapi kalau sudah berbuah harum, ranum, ada orang akan melempar, monyet akan naik,” kata UAS. “Sekarang buahnya sedang harum, mekar. Bapak tabah, kuat. Serahkan kepada Allah. Laa hawla wa laa quwwata illa billah,” tutur UAS. Ia melanjutkan, jihad paling besar adalah menjadi seorang pemimpin. “Imam Ahmad bin Hambal (mengatakan), seandainya doamu makbul dan doa itu cuma satu, maka mintakanlah, berikan kami Republik Indonesia pemimpin yang adil. Kalau bapak (Prabowo) hadir, seluruh negeri ini akan mendapat keadilan,” tandas UAS. Masih dalam kesempatan itu, UAS menyebut umat sangat berharap besar pada mantan Danjen Kopassus tersebut. Pada mulanya, UAS mengisahkan antusiasme jamaahnya ketika berceramah. Ia menyebutkan, setiap kali naik panggung untuk ceramah, ia selalu melihat jamaah mengacungkan dua jari. “Begitu saya naik ke atas, semua orang (mengacungkan dua jari). Kalian kan punya jari 10, kenapa yang diangkat cuma dua?,” kata UAS. Fenomena tersebut, lanjut UAS, terjadi di semua tempat ia berceramah. Bahkan, umat masih saja mengacungkan simbol dua jari meski sudah diingatkan berulang kali. Lebih lanjut, UAS beranggapan antusiasme masyarakat itu menandakan besarnya harapan umat kepada sosok Prabowo. “Jadi saya lihat ini, umat sedang berharap besar pada bapak,” katanya. UAS yang juga dikenal dengan dai sejuta follower ini meminta Prabowo tidak menawarkannya jabatan. “Biarkan saya berdakwa ke seluruh pelosok negeri,” pinta UAS. Di akhir dialog mereka, UAS memberikan hadiah kepada Prabowo berupa minyak wangi dalam botol kecil dan tasbih kesayangannya. UAS berharap agar Prabowo selalu mendapat pertolongan dari Allah SWT dalam setiap gerak langkah. Ia juga meminta kepada Prabowo agar selalu mendengarkan ulama. Ia mengatakan, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kalau ketemu orang berilah hadiah, supaya diingat dan berkasih sayang. “Saya tidak kaya, tidak ada duit saya untuk kasih apa-apa ke bapak. Saya kasih dua saja ke bapak,\" ujar UAS, yang tampak terlihat merogoh saku celananya. Minyak wangi yang diberikan adalah minyak wangi dari kayu gaharu. Simbolnya supaya menebarkan keharuman semerbak di negeri ini. Adapun tasbih, bahannya dari batu natural stone, namanya syahmaksud. Batu asal Persia kesayangan UAS yang dibeli di Madinah. “Ini tasbih yang paling saya sayangi. Tidak bisa hati bapak kosong, harus banyak berzikir,” saran UAS. Dengan nada bercanda, UAS meminta Prabowo tidak menggunakan tasbih itu di depan orang banyak, karena takut nanti disangka pencitraan. “Bapak cukup tahajud malam, bapak berzikir. Seafdol zikir, la ilaha illallah. Dengan la ilaha illallah kita hidup, dengan la ilaha illallah kita mati, dengan la ilaha illallah kita berjumpa dengan Rasulullah SAW. Apa yang terjadi setelah ini kita serahkan kepada Allah SWT. Sukses selalu Pak,” kata UAS sambil berjabat tangan dengan Prabowo. Pertemuan itu diakhiri dengan doa yang dipimpin langsung oleh ustad asal Pekanbaru, Riau, itu. (rmol/rc)

Tags :
Kategori :

Terkait