Begini Respons Warga atas Usulan Monumen dari Walikota

Selasa 16-04-2019,20:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Keinginan Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH terkait perlunya membangun sebuah monumen yang representatif untuk Kota Cirebon, menuai respons beragam. Mayoritas sependapat, meski berbeda dalam hal usulan monument apa yang perlu dibangun. Mahsiswa perguruan tinggi swasta, Aldhi (25) condong pada monumen bertema Kota Udang. Usulan ini dilatarbelakangi penamaan Cirebon. Agar keberadaan rebon atau udang ini kembali menjadi ikon dari Cirebon. \"Supaya yang lain itu tau kalau rebon ini dari Cirebon, atau cirinya Cirebon,\" katanya kepada Radar Cirebon. Zahwa yang juga mahasiswa asal Cirebon berkomentar yang sama. Tapi ia lebih spesifik. Agar ikon monumen itu berbentuk udang. Tapi bentuknya harus ikonik. Agar seperti Jogjakarta dengan Monumen Tugu. Ketika turis melihat monumen ini, langsung merujuk kepada kota yang dimaksud. \"Orang dari mana-mana kalau ke Jogja mesti aja foto di dekat Tugu. Kota Cirebon harusnya juga bisa punya monumen ikonik seperti itu,” kata dia. Namun Muhammad Jupri (26) tidak sependapat. Dia menginginkan monumen di Cirebon dibuat berdasarkan historis. Cirebon memiliki banyak peristiwa bersejarah, dan bisa jadi landasan untuk dibuatnya monumen. Bahkan tidak hanya satu, tapi banyak. Seperti monumen untuk memperingati para korban kekejaman agresi militer Belanda, monument tentang tokoh Cirebon, Monumen Laksamana Cheng Ho, Monumen Sutan Sjahrir, Monumen Tari Ronggeng Bugis, Monumen Sintren, bahkan kalau bisa dibuat monumen Soekarno saat mengunjungi Cirebon. Juga bisa monumen lainnya. Selama memiliki landasan historis. Dan bisa dipertanggung jawabnya. “Yang penting, monumen ini dibangun nggak asal-asalan kayak yang sudah-sudah. Harus benar-benar menarik,” tukasnya. Sejarawan Cirebon, Mustaqim Asteja setuju kalau pembangunan monumen itu melibatkan berbagai elemen masyarakat. Karenanya dirinya akan menunggu seminar terkait ini, apabila memang akan diwujudkan. “Saya malah nunggu seminarnya kalau memang akan diseminarkan,” kata Mustaqim. Namun demikian, Mustaqim mengkritik Pemerintah Kota Cirebon yang sebenarnya memiliki banyak monumen, akan tetapi tidak terurus. Dirinya mencontohkan  di Lapangan Kebumen itu banyak cagar budaya bersejarah kawasan monumen Cirebon masa kolonial, bahkan itu bisa dikembangkan jadi objek wisata. Apalagi tempatnya cukup nyaman dan sejuk. “ Kemudian di ujung jalannya, tepatnya di Jalan Merdeka juga terdapat Monumen Topeng, hanya saja kondisinya kurang terurus dengan baik. Padahal itu salah satu identitas Cirebon. Yang tidak kalah memprihatinkan ialah Monumen Perjuangan di depan kantor BP4D. Yang juga lupur dari perhatian. “Monumen Perjuangan itu kita banyak yang tidak tahu,” kata Mustaqim. Sementara itu, Praktisi Pendidikan Kota Cirebon Dede Permana S Sos malah mengusulkan monumen pendidikan. Karena Kota Cirebon memiliki banyak sejarah, dan tidak ada salahnya untuk membangun yang berkaitan dengan pendidikan. “Kalau boleh usul, monumen pendidikan bisa dibangun di Kota ini,” pungkasnya. (myg/abd)

Tags :
Kategori :

Terkait