Air PDAM Macet, Pompa di Sungai Cilutung Dipenuhi Lumpur dan Sampah

Minggu 21-04-2019,03:03 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Warga Blok Babakan Cikempar, serta Blok Anjun, Desa kadipaten, Kecamatan Kadipaten kesulitan air bersih. Pasalnya sumber air PDAM yang biasanya mengalir dan diandalkan sudah lama tidak mengalir. Warga RT 03/05, Desa Kadipaten, Udin menyebutkan air PDAM macet cukup lama. Air hanya mengalir saat tengah malam hingga pukul 03.00 atau 04.00 dini hari. Bahkan belakangan, air tidak mengalir sama sekali. “Satu RT ini mengandalkan dua sumur bor. Pagi hingga malam harus antre dengan yang mandi atau mencuci,” kata Udin. Untuk mandi, warga akhirnya menggunakan sumur bor. “Memang ada dua sumur yang airnya tetap banyak. Cuma yang jadi masalah, antrean warga sangat panjang, karena satu RT yang butuh air,” tutur warga lain, Fitri. Menurut Fitri, karena sumur yang bisa digunakan hanya dua, maka kaum ibu mencuci baju bersama-sama. “Bayar PDAM mahal tapi airnya susah mengalir. Kalau bayar mencapai Rp60.000 per bulan,” ungkapnya. Kondisi serupa dikeluhkan Eman, warga Blok Anjun. Ia mengaku terpaksa menumpang mandi dan mencuci di rumah orang tuanya yang memiliki sumur bor. Karena menumpang, ia bersama istri dan tiga anaknya harus pulang pergi untuk mandi atau sekadar mengangkut air untuk bersih-bersih serta memasak. “Ikut terus ke rumah bapak, yang repot ketika ingin buang air kecil atau besar terpaksa harus lari juga ke rumah orang tua. Ngangkut air terus menerus ya lumayan capek,” kata Eman. Menurut warga, pernah ada kiriman air dari PDAM. Namun tidak seluruhnya mendapat air. Sementara Direktur PDAM Kabupaten Majalengka, Dra Hj Elin Lukitasari menjelaskan pasokan air ke wilayah Kadipaten tidak lancar karena pompa penyedot air di Sungai Cilutung, Desa Liangjulang Kecamatan Kadipaten mengalami gangguan. Sampah dan lumput menutupi pompa penyedot air yang dipasang di dalam sungai. Akibatnya pompa tidak berjalan dengan optimal. “Para pekerja harus membersihkan pompa yang ada di kedalaman sungai dengan ancaman nyawa melayang agar pompa bisa berproduksi kembali,” jelas Elin diiyakan Kasubag Pemeliharaan Toto Sunarto. Diakui Toto, dari 3 pompa yang dimiliki, kini tinggal 1 pompa yang berfungsi. Sementara pompa-pompa yang rusak akan diperbaiki. Elin pun membantah jika PDAM mengabaikan keluhan pelanggan. Ia mengaku pembersihan pompa membutuhkan proses dan waktu. Apalagi medan yang ditempuh cukup sulit. “Para pegawai yang bertugas harus membersihkan pompa di kedalaman sungai dengan suhu yang sangat dingin dan arus sungai yang deras. Tidak benar kalau kami tidak berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik. Kami menyadari kalau PDAM ini hasilnya dari menjual air sehingga kami berusaha untuk segera mengatasi bila ada gangguan,” kata Elin. (har/ara)

Tags :
Kategori :

Terkait