Air PDAM Bau, Korban Rob Menjerit

Sabtu 04-05-2013,08:15 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

LEMAHWUNGKUK- Warga korban banjir rob (air laut pasang) mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Sejumlah warga mengatakan, air PDAM tidak bisa digunakan lantaran bau, bahkan ada yang keruh. Hal itu pun dibenarkan Ketua RW 07 Kesunean Utara, Mulyadi. Ditemui di sekitar Baperkam RW 07 Kesuenan Utara, Mulyadi mengatakan ada keluhan terkait air bersih dari warga. “Airnya jadi bau dan asin. Saya juga tidak tahu kenapa. Tapi kemarin ada laporan warga kalau air PDAM memang tidak bisa digunakan,” ujarnya. Kemungkinan, kata dia, pipa air PDAM bocor sehingga saat banjir rob tiba, air yang ada ikut tersedot masuk. Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan meminta pihak PDAM untuk melakukan pengecekan dan analisis terkait kondisi air tersebut. Dikonfirmasi, Direktur Umum dan Keuangan PDAM Kota Cirebon Agus Salim SE MM mengatakan, PDAM mendapatkan laporan terkait kondisi air di Kesunean itu. Dikatakan, PDAM langsung mengirimkan tim untuk meneliti dan menganalisis secara teknis penyebab bermasalahnya air PDAM. “Sekarang sedang kami teliti. Tadi pagi (kemarin, red), dari teknik sudah ada yang ke sana,” ujarnya, kemarin. Lebih lanjut dijelaskan Agus, bisa saja hal itu disebabkan karena instalasi yang bocor. Namun dirinya belum bisa memastikan setelah analisis teknik tersebut selesai. “Yang jelas kalau memang kekurangan air bersih, kami siap mengirimkan tanki-tanki air, selagi memang ada ajuan dari pihak RW sebagai penanggung jawab,” ujarnya. Setelah diberitakan, Jumat (3/5), sejumlah instansi terkait seperti DPUPESDM, Kanton Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran, DKP3, pihak kecamatan dan kelurahan turun langsung untuk melakukan pengecekan ke lapangan. Lurah Kasepuhan, Suweka, mengatakan, banjir rob ini memang terjadi tahunan dan biasanya mulai di sore hari, sejak pukul 15.00 WIB hingga air laut surut. Terkait solusi, Suweka mengatakan, pihaknya akan melakukan diskusi dengan warga untuk mencari solusi terbaik. Untuk kemudian ditindak lanjuti dengan ajuan ke pemerintah kota. “Mungkin jalur mudahnya akan dibuat pintu air di setiap gorong-gorong. Tapi nanti kita diskusikan lagi bagaimana solusinya. Setelah sudah fix, baru nanti diajukan agar dianggarkan,” tukasnya. Sementara itu, Kepala DKP3 Cirebon, Ir Vicky Sunarya mengatakan peninjauan langsung yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana banjir rob yang menimpa warga. Sehingga, nantinya bisa dilakukan tindakan pencegahan atau langkah agar banjir rob yang menimpa warga tidak terlalu parah. Bagaimana dengan pembuatan pemecah gelombang? Vicky mengaku belum bisa memastikannya. Karena, harus ada analisis dan kajian teknis terkait hal itu. Agar nantinya pembuatannya tidak sia-sia. “Yang jelas kita tidak tinggal diam,” tukasnya. Terpisah, Wali Kota Cirebon Drs Ano Sutrisno MM mengaku sudah menungaskan instansi terkait seperti DPUPESDM, PDAM, DKP 3, Dinsos dan Kantor Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran untuk melakukan peninjauan lapangan. Terkait pemerintah kota yang seolah tidak peka, Ano tidak berkomentar banyak. Diakuinya memang dirinya tidak mendapatkan laporan dari lurah dan camat setempat. Ditambah lagi, beberapa hari lalu dirinya juga berangkat ke Jakarta. “Jadi saya mohon ke depan, perangkat yang ada di kelurahan ataupun kecamatan segera melaporkan hal-hal yang terjadi di daerahnya. Agar penanganan bisa diambil secepatnya,” tukasnya. (kmg)

Tags :
Kategori :

Terkait