Garin Nugroho Sebut Petisi Film Kucumbu Tubuh Indahku Arnaskisme Masal

Sabtu 27-04-2019,02:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

FILM Kucumbu Tubuh Indahku sudah sepekan lebih diputar di bioskop di Indonesia. Film besutan Garin Nugroho tersebut menuai pro dan kontra. Film Kucumbu Tubuh Indahku sempat menyambangi 25 negara di antaranya Busan, Napoli, Miami, Hawaii, Kolkota, italia, Prancis, Singapura, Australia, Yogyakarta, dan Rotterdam. Film ini juga singgah di Amerika Serikat, Meksiko dan Jepang. Bahkan film yang dalam bahasa Inggris berjudul Memories of My Body ikut di world premiere di La Biennale Venice Film Festival Agustan 2018. Film Kucumbu Tubuh Indahku mengangkat kisah tentang seorang penari Lengger Banyumas, Jawa Tengah. Film ini juga representasi sosial dan politik. Namun film ini mendapat kritik dengan munculnya petisi penolakan penayangan film tersebut di Tanah Air. Isi penolakan itu melihat film Kucumbu Tubuh Indahku mengandung unsur LGBT. Adanya petisi itu, sutradara senior Garin Nugroho angkat suara. Dia menilai ada ketidakadilan karena begitu cepat publik menilai tanpa ada dialog terlebih dahulu. \"Petisi untuk tidak menonton film Kucumbu Tubuh Indahku lewat ajakan medsos, tanpa proses dan ruang dialog, bahkan tanpa menonton telah diviralkan di media sosial. Penghakiman masal lewat media sosial berkali terjadi pada karya seni dan pikiran atas keadilan. Gejala ini menunjukkan media sosial telah menjadi medium penghakiman masal tanpa proses keadilan, melahirkan anarkisme masal,\" ujar Garin dalam keterangannya, Kamis (25/4). Tindakan ini, menurut Garin akan merosotkan daya cipta dan kreasi warga bangsa. \"Bagi saya, anarkisme masal tanpa proses dialog ini akan mematikan daya pikir terbuka serta kualitas warga bangsa, memerosotkan daya kerja serta cipta yang penemuan warga bangsa, serta mengancam kehendak atas hidup bersama manusia untuk bebas dari berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan sebagai tiang utama demokrasi,\" tutur Garin. Dia pun menyatakan rasa keprihatinan melihat fenomena penghakiman masal yang saat ini merajalela. \"Lewat keprihatinan ini, saya ingin menyatakan keprihatinan terbesar atas gejala menjamurnya penghakiman masal tanpa proses dialog dan penegakan hukum berkeadilan. Bagi saya, kehendak atas keadilan dan kehendak untuk hidup bersama dalam keberagaman tanpa diskriminasi dan kekerasan tidak akan pernah mati dan dibungkam oleh apapun, baik senjata hingga anarkisme masal tanpa proses berkeadilan,\" sambung Garin. Petisi penolakan film Kucumbu Tubuh Indahku dibikin oleh Rakhmi Mashita. Sampai saat ini, sudah lebih dari tiga ribu akun yang menandatangani petisi ini. \"Tolak penanyangan dan penyebarluasan film LGBT dengan judul Kucumbu Tubuh Indahku Sutradara Garin Nugroho. Sebuah film selain dibuat untuk menceritakan true story, seharusnya sebuah film bisa membawa efek positif bagi penontonnya, seperti menjadi inspirasi positif, kreatif, dan menambah wawasan yang bernilai positif juga, jika film seperti ini diizinkan tayang dan disebarluaskan, kita mesti khawatir, bahwa generasi muda yg mengalami kesulitan menemukan jati diri akan mencontoh perilaku dalam film ini.\" tulis Rakhmi Mashita.(din/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait