CIREBON- Selter Cipto atau Pusat Jajanan Cirebon (Pujabon) telah dua bulan beroperasi. Selama dua bulan ini, pedagang mengaku pendapatanya masih belum mengalami kenaikan. Meski demikian pedagang tetap ingin berjualan di selter karena tidak diperkenankan lagi berjualan di jalan. Bahkan, jumlah pedagang yang berjualan bertambah. Kini terhitung ada sekitar 50 pedagang yang aktif menjajakan dagangannya. Hal tersebut dikarenakan pengurus Pujabon memberlakukan peraturan yang cukup ketat. Dimana pedagang yang tidak berjualan selama 2 minggu, maka akan menerima sanksi berupa penyegelan fasilitas yang diberikan Disperindagkop-UKM. Sebelumnya, pedagang yang aktif berjualan hanya berkisar 15-20 saja. Sementara yang lainya hanya menumpang nama dan tidak pernah berjualan. “Memang setelah diberlakukan aturan ini, semakin banyak yang berjualan. Tidak cuma numpang nama dan menitipkan barang barang saja. Aturan dari dinasnya memang seperti itu,” ujar Ade Prianto, Koordinator Pengurus Pujabon. Kamis (25/4). Dikatakan Ade, upaya tersebut sedikit banyak berdampak pada pedagang. Selain itu, pedagang juga sudah memahami Pujabon bisa menjadi ikon kuliner kalau mereka bersama-sama memajukan Pujabon. “Ya sekarang kalau orang berkunjung, melihatnya tidak sepi lagi. karena hampir semuanya sudah terisi. Pengunjug bisa memilih beragam menu yang dijajakan di sini. apalagi sudah ada kipas angin dan wifi juga,” tuturnya. Kendati begitu, dirinya masih berharap agar akses masuk kendaraan roda empat bisa lebih dipermudah. Pasalnya, meski pohon yang berada di depan Pujabon telah ditebang, tetapi akses masuk belum juga diperlebar. Masih berupa trotoar yang tepat berada di atas saluran drainase. “Kita juga dapat laporan dari para pedagang. Pelanggan mereka yang bawa mobil, susah masuknya. Jadi terpaksa mereka membeli di tempat lain. Padahal kebanyakan pelanggan mereka yang bawa mobil,” ungkapnya. (awr)
Kategori :