Alih Profesi Tidak Dilirik, Disnaker Bikin 66 Pelatihan untuk Eks Penggali Pasir

Kamis 02-05-2019,16:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Rotib selalu siaga dengan cangkulnya. Begitu ada truk mendekat, gundukan tanah dengan sigap ia naikan. Aktivitasnya memang agak terganggu belakangan ini. Musim hujan, tanah di tebing galian pasir rawan longsor. Untuk penggali tradisional, ini jelas ancaman. Risiko ini bukan tak dihiraukan. Tebak-tebakan saja. Dirasa aman menggali, kalau sudah firasat buruk lantas berhenti. Rotib, bukan tak sadar dengan ancaman tanah longsor. Tapi, ia dan masyarakat di Kampung Kopi Luhur, kadung bergantung pada aktivitas penambangan pasir. \"Di sini, kalau nggak kerja di galian mau kerja di mana?\" ujarnya kepada Radar Cirebon. Sehari, rata-rata Rotib bisa membawa sedikitnya Rp80 ribu. Penghasilan segitu, lumayan untuk hidup di wilayah paling selatan Kota Cirebon ini. Atas dasar itu pula, beragam program alih profesi yang dilakukan pemerintah seolah tak berbekas. Berdasarkan catatan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker), warga setempat sudah ditawarkan sedikitnya 66 jenis program pelatihan. Sejauh ini, belum ada respons signifikan. Padahal, pelatihan ini mengarah pada alih profesi eks kuli galian pasir. Kepala Disnaker Kota Cirebon Agus Sukmanjaya S Sos mengungkapkan, paket kegiatan tersebut sebetulnya dapat dimanfaatkan warga untuk memiliki keterampilan baru. Nantinya bisa dimanfaatkan untuk membuka usaha atau bekerja di sektor lainnya. \"Sudah kami tawarkan paket kegiatan pelatihan. Kami juga minta bantuan kecamatan,” katanya. Disnaker sebut Agus, juga sudah berusaha memetakan minat warga. Dengan harapan, bila pelatihannya sesuai kebutuhan dapat lebih mengena. Namun kembali lagi, warga tidak merespons dengan baik. “Kami sampai minta kecamatan nampung aspirasi maunya gimana,” sebutnya. Dari 66 program kegiatan tersebut diantaranya ialah program pelatihan montir, menjahit, las, teknologi informasi, perhotelan, tata boga dan lainnya. Ke depan, Agus mengaku akan mengupayakan pendekatan kembali. Dengan harapan tahun ini bisa ada pelatihan yang dilaksanakan. “Kami juga akan koordinasi dengan kementerian. Kira-kira pelatihan apa yang bisa diberikan untuk warga,” ucapnya. Seperti diketahui, jumlah warga penggali pasir di Argasunya sejauh ini belum terdata dengan baik. Dalam profil Kelurahan Argasunya, pekerjaan ini tidak disebutkan secara spesifik. Namun dari keterangan Anggota DPRD Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Harjamukti, Een Rusmijati, diperkirakan ada 700 warga yang bekerja di eks lahan galian c. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait