Masyarakat Usulkan Monumen Bertema Religius

Rabu 08-05-2019,00:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Penataan infrstruktur Cirebon terus dilakukan. Target Cirebon menjadi gerbang pariwisata Jawa Barat seolah menuntut Cirebon memiliki daya tarik baru untuk memikat wisatawan. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Cirebon terus berupaya membenahi dan menambah destinasi. Salah satunya, rencana pembangunan monumen ikonik. Seperti apa monument yang akan dibuat? Di mana lokasinya? Sejauh ini, belum menjadi pembahasan di pemerintah kota. Meski keinginan membangun monument ini, berulangkali diutarakan Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH. Tokoh masyarakat, H May Dedu Lc mengungkapkan, monumen sendiri merupakan jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting. Seringkali monumen berfungsi sebagai suatu upaya untuk memperindah penampilan suatu kota atau lokasi tertentu. Ia mengusulkan agar monumen yang akan dibangun sebaiknya merepresentasikan sosiokultural Kota Cirebon. Contohnya sosio kultur masyarakat Cirebon mayoritas mata penghidupannya dari usaha, dagang dan nelayan. Maka bisa digambarkand alam bentuk udang yakni singkatan dari usaha dan dagang. \"Di samping udang adalah binatang lain yang mewakili masyarakat pesisir pantai dengan mata pencarian nelayan,” tuturnya kepada Radar Cirebon. Contoh lain, Cirebon yang identik dengan kota wali ini bisa memiliki monumen yang melambangkan religius. Hal tersebut dapat digambarkan dalam bentuk Menara Masjid. Sesuai dengan pesan Sunan Gunung Jati yang mengatakan nitip tajug dan fakir miskin maka nilai yang terdapat dalam pesan tersebut adalah amalan habluminallah dan hablumminnanas. \"Kalau digabungkan bisa digambarkan tiga udang di tengahnya menara masjid,\" jelasnya. Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Unswagati Cirebon Moh Yudi Mahadianto SE MM menyambut baik ide pembuatan monumen. Menurutnya pesan sunan gunung jati yang bisa menjadi landasan dalam membuat tetenger ini. \"Gemah ripah loh jinawi dan memiliki kesan religius semestinya menjadi dasar dalam membuat monumen di Cirebon,\" terangnya. Seperti Gedung Sate yang dimiliki bandung, lambang kota udang juga menurutnya bisa diterapkan di Cirebon. Bagaimana pun bentuk monumennya, Yudi berharap pemerintah bisa menetapkan lokasi yang strategis untuk monumen tersebut. Pasalnya, dalam membuat monumen lokasi menjadi fokus nomor satu yang harus ditentukan terlebih dahulu, kemudian tentukan histori agar monumen yang dibuat memiliki nilai sejarah yang tinggi. \"Mungkin perlu tempat seperti Alun-alun Kejaksan. Jadi selain monumen, ini bisa jadi taman kota. Bisa jadi ruang terbuka untuk masyarakat,” katanya. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait