Bisnis ayam geprek dalam beberapa tahun ke belakang tengah menjadi tren. Ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda, kini ada Ayam Gebug H Dakila yang sebelumnya bernama Pedesan Entog H Dakila di area food court Grage City Mall. Sri Wahyu Ningsih, Cirebon RE-BRANDING tersebut berdasar hasil riset dan kebiasaan konsumen yang cenderung lebih memilih menu ayam. Pemilik Ayam Gebug H Dakila, Natha Syakillah mengungkapkan, menggunakan nama Pedesan Entog merupakan salah satu upaya untuk semakin memperkenalkan pedesan entog ke masyarakat. Namun, tetap menyediakan menu lainnya seperti ayam gebug. Seiring berjalannya bisnis tersebut, menu ayam lebih banyak dipilih oleh konsumen. Untuk itu, dilakukan re-branding. \"Awalnya berpikir ingin membesarkan nama pedesan entog, tidak banyak yang kenal banyaknya yang tahu bebek. Tetapi seiring perkembangan, review, survei ke banyak tempat, pengunjung yang datang juga banyak pilih ayam. Setiap datang ke tempat makan yang banyak ditanya ayam. Ayam jadi pilihan makanan yang gampang dan sudah pasti enak, maka dilakukan re-branding,\" paparnya. Lebih lanjut Natha menjelaskan, penamaan ayam gebug untuk mengangkat lokalitas Cirebon. Pada dasarnya ayam gebug mirip dengan ayam geprek. Namun, yang membedakan adalah sambalnya yang khas H Dakila. \"Padahal ayam geprek dan gebug sama, tetapi sambalnya beda. Gebug karena mengangkat lokalitas. Gebug itu kan bahasa Cirebon,\" jelasnya. Pilihan menunya antara lain ayam gebug jengkol, ayam gebug terong, ayam gebug pete, dan lainnya. Selain ayam gebug, ada pula menu lain yang penamaannya Cirebon banget. Di antaranya, terong gawe kedanan dan pete jungkir balik. Begitu pula dengan menu pedesan entog yang tetap tersedia dan menjadi ciri khas. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp12 ribu sampai Rp35 ribu. \"Setelah re-branding hampir 15 kilogram per hari. Bisa sampai 100-200 porsi,\" jelasnya. (*)
Kategori :