12 Kg Hilang, 3 Kg Jadi Pilihan

Senin 13-05-2013,21:04 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Dikhawatirkan Terjadi Migrasi Penggunaan Gas Subsidi SUMBER – Rencana pemerintah melalui PT Pertamina menarik gas ukuran 12 kg di pasaran dan menggantinya dengan ukuran sembilan dan 14 kg (nonsubsidi), dikhawatirkan akan menyebabkan migrasi pengguna kemasan 12 kg ke gas bersubsidi. Hal ini terlihat dari respons masyarakat melalui survei yang dilakukan Radar Cirebon pada 21 responden di 21 kecamatan. Dari hasil survei terlihat, bahwa 91 persen warga memilih menggunakan gas kemasan 3 kg, 4 persen menggunakan kemasan 9 kg dan 5 persen menggunakan kemasan 14 kg. Tak hanya itu, hanya 31 persen warga yang bersedia menggunakan gas nonsubsidi. Warga Kecamatan Sumber, Lilik Akhiriyah (35) mengatakan, penarikan gas elpiji ukuran 12 kg dari pasaran justru membuat masyarakat Cirebon akan banyak beralih ke gas elpiji 3 kg. ini tidak bisa dihindari karena, harga gas nonsubsidi dipastikan sangat mahal harganya. “Dari pada beli gas 9 kg atau 14 kg harganya mencapai ratusan ribu rupiah, mending pindah ke gas melon (gas kemasan 3kg, red),” ujar Lilik saat dijumpai kediamannya, Minggu (12/5). Perempuan yang berprofesi sebagai guru SD ini menuturkan, kebijakan pemerintah untuk menarik gas subdisi patut dipertanyakan. Padahal, secara logika sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyat. “Jelaskan secara konkret dan riil kepada masyarakat. Jangan setengah-setengah, sehingga mengundang pertanyaan besar di seluruh lapisan masyarakat,” jelas ibu dua anak itu. Hal, senada pun  diungkapkan, Suwarno (45) warga Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Dia mengatakan, meskipun tabung gas 12 kg akan diganti dengan ukuran 9 kg atau 14 kg secara gratis, dirinya mengaku, akan tetap menggunakan gas elpiji ukuran 3 kg. “Mungkin di awal saja tukar tabung secara gratis, ke sananya akan kembali ke gas 3 kg yang lebih murah,” jelas pria yang akrab disapa Warno ini. Menurutnya, gas elpiji 3 kg sangat merakyat harganya, karena terjangkau. Kalau ingin menarik gas 12 kg, seharusnya PT Pertamina punya opsi lain yang lebih kreatif. Sehingga masyarakat tidak berpindah ke gas kemasan 3 kg. “Kalau tidak ada, ya kami justru akan cenderung ke gas elpiji yang bersubsidi, yakini 3 kg. Kalau tidak percaya silakan cek di lapangan pasti jawaban mereka sama seperti saya,” tegasnya. Warga Kecamatan Palimanan, Imam (37) menambahkan, kebanyakan warga yang tadinya menggunakan gas 12 kg keberatan bila harus beralih ke kemasan 14 kg. Meski hanya berbeda 2 kg namun, kabarnya selisih harganya sangat signifikan. Sedangkan untuk menggunakan has kemasan 9 kg, harganya terpaut terlalu jauh dengan 3 kg. “9 kg itu nanggung buat saya. Ukurannya tiga kali lipat gas melon, tapi harganya jauh berbeda. Jadi, wajar nanti kalau masyarakat bakal memakai gas yang 3 kg,” tegasnya. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait