Baru Ending yang Berhasil Ditemukan Tim SAR

Kamis 16-05-2013,21:54 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA – Memasuki hari ketiga proses evakuasi pencarian korban yang tertimbun longsor di Blok Pojok, Dusun Gorolong, Desa Sindangpala, Kecamatan Banjaran membuahkan hasil. Satu jenazah laki-laki yakni Ending bin Isoh (74) berhasil ditemukan tim Search and Rescue (SAR) gabungan, Rabu (15/5). Sementara Enik binti Rumsah (60) masih terus dicari. Berdasarkan keterangan sejumlah tim di lokasi, korban ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB berjarak sekitar 250 meter dari lokasi tebing. Jasad korban ditemukan terkubur material longsoran. Jenazah tersebut pertama kali ditemukan oleh Dudung warga setempat yang juga bagian dari tim relawan. Diceritakan Dudung, proses penemuan korban tersebut diketahui oleh dirinya setelah melihat bentuk kepala manusia di dekat pohon nangka yang terseret cukup jauh. “Awalnya saya melihat seperti bentuk telinga orang. Pas saya dekati ternyata memang kepala korban. Akhirnya beberapa tim gabungan lain ikut membantu mengevakuasi korban dengan mengeluarkan dari tumpukan batu dan lumpur,” ungkapnya. Di tempat yang sama, Komandan Kodim (Dandim) 0617 Majalengka Letkol Inf Togu Parmonangan SIP menambahkan, kondisi korban sendiri tampak belum menunjukkan tanda-tanda bau busuk. Hal tersebut dimungkinkan kondisi alam di daerah tersebut cukup dingin. “Korban langsung dievakuasi ke rumah duka. Saat tiba, korban langsung dimandikan dan disemayamkan di tempat pemakaman umum (TPU, red) setempat,” imbuhnya. Dijelaskan Dandim Togu, berdasarkan rapat evaluasi bersama tim gabungan lainnya, upaya pencarian masih terus dilakukan hingga satu korban lainnya yakni Enik binti Rumsah (67) berhasil ditemukan. Untuk proses kemudahan dalam mencari korban, tim SAR menggunakan saluran air di lokasi tersebut guna memudahkan pemisahan material longsor. “Dari hasil rapat evaluasi setiap sore dengan seluruh jajaran tim relawan tersebut perlu ditambahkan peralatan pertanian seperti cangkul. Karena tim masih kekurangan peralatan yang sebelumnya hanya menggunakan kayu dan bambu saja,” paparnya. Dandim Togu menyebutkan, hari ketiga proses pencarian jenazah beberapa relawan terus bertambah. Dari anggota yang tergabung sebelumnya yakni TNI, Polri, Tagana, BPBD, masyarakat serta relawan kini bertambah 7 orang menyusul kedatangan dari Badan SAR Nasional (Basarnas). Dari jumlah anggota TNI, pihaknya menerjunkan 120 anggota yang terbagi menjadi dua shift yakni tim pertama yang terjun kelokasi mulai pukul 07.30 hingga 12.00. dilanjutkan tim kedua pada pukul 13.00 hingga 17.30 waktu setempat. Dibantu dengan dua anjing pelacak. Menurut Dandim, berdasarkan evaluasi, proses pencarian korban masih terus diupayakan hingga hari ketujuh. Jika dalam hari ketujuh tersebut satu korban masih belum juga ditemukan maka akan menjadi pertimbangan. “Untuk sekarang (kemarin, red) kami masih merapatkan dengan membagi 3 tim (gabungan, red) dari jumlah keseluruhan 171. Setiap satu tim gabungan yaitu 57 orang,” bebernya. Ditanya jika proses pencarian korban menggunakan alat berat, Dandim Togu menegaskan jika hal tersebut tidak mungkin. Mengingat, kondisi medan menuju lokasi hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki dari balai kampung setempat. Sementara itu, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka mencatat sebanyak 20 kecamatan dari 26 kecamatan di kota Angin masuk ke dalam daerah rawan bencana. Dari 20 kecamatan tersebut, 15 kecamatan di antaranya masuk dalam zona rawan bencana tanah longsor. Dari daerah yang dinilai rawan bencana longsor tersebar di sejumlah daerah di Majalengka selatan dan Majalengka tengah. Di antaranya Kecamatan Lemahsugih, Malausma, Bantarujeg, Cingambul, Cikijing, Talaga, Banjaran, Argapura, Sukahaji, Maja, Sindang, Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding dan Kecamatan Majalengka. Pasalnya, Kabupaten Majalengka menjadi salah satu kabupaten yang memiliki cukup banyak daerah yang berpotensi mengalami bencana longsor. Meski demikian, potensi serta kemungkinan munculnya longsor tidak sebesar daerah-daerah yang berada di kawasan selatan. \"Daerah yang cukup rentan mengalami longsor rata-rata berada di kawasan selatan yang secara umum berada di delapan daerah (kecamatan) di antaranya Kecamatan Maja, Talaga, Cingambul, Bantarujeg dan Malausma termasuk kecamatan Banjaran. Dan delapan kecamatan tersebut ada 55 desa yang masuk katagori memiliki potensi longsor,\" jelasnya. Di samping itu, selama ini longsor di daerah-daerah yang di kawasan selatan telah menyebabkan banyak kerugian, terutama secara material. Kerugian itu di antaranya karena rusaknya infrastruktur seperti sarana jalan umum, dan lahan pertanian. Dengan tingkat kerawanan tersebut, lanjut Bayu, BPBD telah melakukan antisipasi dari berbagai kemungkinan yang tidak diharapkan menjelang musim hujan sekarang. \"Langkah pertama adalah meningkatkan sosialisasi serta mengimbau masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan di daerahnya masing-masing,\" jelasnya. Ia menambahkan, upaya lain yang ditempuh yakni melakukan koordinasi dengan berbagai lembaga di pemerintahan serta elemen yang ada di masyarakat. Dengan koordinasi diharapkan penanganan terhadap peristiwa yang mungkin terjadi bisa ditangani lebih cepat dan terkoordinasi. Sementara itu, berdasarkan pantauan Radar di TKP, hingga hari ketiga musibah lonsor tersebut, longsor susulan masih sering terjadi. Meski dengan skala yang kecil namun hal tersebut membuat khawatir dan ekstra hati-hati bagi seluruh tim yang tengah berupaya mencari korban. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait